Lihat ke Halaman Asli

Naufal AchmadAlbani

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (Difabel TULI)

Cerdas dalam Bermedia Sosial

Diperbarui: 17 Juni 2021   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan berkembang teknologi dalam komunikasi, dari mulai surat kabar, siaran radio dan televisi, saat ini muncul teknologi baru, media baru yaitu media sosial. Pengguna media sosial di Indonesia sangat tinggi dimulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa bahkan orangtua.

Media sosial dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada, karena kemudahan dalam mengaksesnya, menjadikan banyak bermunculan berita-berita dan konten yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, berbeda dengan di televisi yang tidak bisa semua yang orang membuat berita-berita karena ada filternya (editor). Alhamdulillah pemerintah sudah membuat UU ITE dalam mengatasi kebebasan orang dalam bermedia sosial.

Diperlukan kehati-hatian kita dalam menggunakan media sosial, kita harus pintar memilih dan memilah mana berita yang benar dan mana berita bohong (hoax), dan mana konten yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Karena tidak sedikit belakangan ini banyak bermunculan berita-berita bohong, fitnah dan ghibah, mengadu domba sehingga kalau kita tidak pintar dalam memilih berita/konten, kita akan mudah terpengaruh.

Namun demikian tentu saja banyak sekali dampak positif/manfaatnya dari media sosial yang kita dapatkan apalagi dimasa pandemic saat ini, hampir semua kegiatan dilakukan dengan menggunakan media sosial dari mulai bekerja, bisnis online, kajian agama, dan sekolah. Khususnya di dalam dunia pendidikan media sosial banyak sekali manfaatnya, karena pembelajaran dilaksanakan secara online, dalam dunia bisnis, belanja dilakukan secara online, kita bisa belanja dari rumah dengan menggunakan smartphone yang kita memiliki.

Disamping dampak positif dalam bermedia sosial, adapula dampak negatifnya, seperti bermunculannya para buzer yang menyebarkan berita-berita hoax, banyak konten yang memuat pornografi, kriminal dan ini sangat berpengaruh kepada pengguna media sosial itu sendiri. Sungguhpun demikian, kita tidak bisa menghindari dari perkembangan media sosial, yang menjadi tugas kita adalah mencari solusi agar tidak berdampak negatif untuk diri kita dan masyarakat pada umumnya. Salah satu solusinya yaitu, kita tidak boleh terlalu reaktif terhadap berita hoax yang ada di media sosial, apalagi berita-berita yang menjadi viral di media sosial, kita harus meneliti dulu kebenarannya. Salah satu berita hoax yang paling berbahaya yaitu berita tentang sara dan politik, yang mengadu domba agama satu dengan agama lain, mengadu domba partai yang satu dengan yang lain di pemerintahan, yang akan menimbulkan konflik.

Kita harus cerdas dalam bermedia, harus bisa memilih berita dan konten yang bermanfaat, dan menghindari berita dan konten yang belum tentu kebenarannya dan tidak bermanfaat untuk kehidupan kita. Pengetahuan agama juga merupakan hal penting dalam bermedia sosial, sebagai pembatas dalam memilih, konten mana yang bermanfaat dan tidak menimbulkan dosa dan membatasi berita-berita yang mengandung fitnah.

Pendampingan dari orangtua juga sangat diperlukan karena di usia anak-anak dan remaja usia yang masih labil sehingga mereka cepat sekali terpengaruh dengan konten-konten yang ada di media sosial, oleh karena itu pendampingan dari orangtua sangat diperlukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline