Nama : Naufal Ilham Saputra
NIM : 2440020007
Instansi : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Prodi : D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bahasa, adalah suatu alat komunikasi verbal yang digunakan antar manusia agar memahami satu sama lain. Dengan menggunakan bahasa, kita juga bisa mengetahui kondisi masyarakat dan perkembangan suatu daerah. Indonesia, adalah salah satu negara yang memiliki jumlah bahasa terbanyak kedua setelah Papua Nugini dengan jumlah bahasa sekitar 718 bahasa di tahun 2020, yang tersebar mulai Sabang sampai Merauke. Maka tak heran jika saya memberikan artikel ini dengan judul " Indonesia Negeri Seribu Bhasa ", meskipun tidak benar-benar seribu tetapi makna seribu dsini adalah banyaknya ragam bahasa yang ada di tanah air tercinta kita ini, Indonesia.
Bahasa yang ada di Indonesia ini tak lepas dari penyebaran nenek moyang yang menyebar dari Sabang sampai Merauke, dan menetap di wilayah-wilayah yang ada di Indonesia. Sehingga terciptalah sebuah penduduk yang mendiami wilayah tersebut dan melahirkan budaya baru serta bahasa daerahnya masing-masing.
Pada zaman kerajaan, Indonesia disebut dengan nusantara yang berarti "Nusa" yang berarti pulau dan "Antara" adalah seberang, maka Nusantara bisa diartikan sebagai Kepulauan. Pada masa itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu yang penggunaan bahasanya terus berkembang dan menyebar sampai era Penjajahan Kolonial Belanda.
Hingga pada awal abad ke-20 terjadi perpecahan bentuk baku tulisan bahasa Melayu, yaitu Indonesia pada tahun 1901 mengadopsi ejaan Ejaan Van Ophuijsen, yang pembentukannya diawali dari penyusunan Kitab Logat Melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Hingga pada 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam pidato tersebut, pemuda-pemuda yang ada di Indonesia pun membuat kesepakatan dalam Kongres Pemuda II, yang diselenggarakan pada 28 Oktober 1928 bahwa Bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia yang terpatri dalam momentum Sumpah Pemuda. Hingga sekarang bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan menjadi bahasa persatuan yang menghubungkan daerah-daerah yang ada di Indonesia.
Bahasa yang ada di Indonesia diantaranya, bahasa Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Minangkabau, Musi, Banjar, Bugis. Tetapi, sebenarnya masih banyak sekali bahasa yang masih belum disebut. Bahasa yang ada di Indonesia pun ada yang dianggap telah punah, atau tidak ada lagi yang memakai bahasa tersebut, bahasa tersebut adalah bahasa daerah dari Maluku, yaitu Kajeli/Kayeli, Piru, Moksela, Palumata, Ternateno, Hukumina, Hoti, Serua, dan Nila. Kemudian dua bahasa lainnya adalah bahasa dari Papua yaitu Tandia dan Mawes. Punahnya bahasa-bahasa tersebut diakibatkan tidak adanya lagi orang yang memakai bahasa tersebut, terjadinya penurunan populasi pengguna bahasa tersebut, dan terjadinya perkawinan antar suku.