Lihat ke Halaman Asli

Sedikit Kisah tentang Pengalaman dalam Bermedia Sosial

Diperbarui: 6 Mei 2021   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Asslamualaikum Wr.Wb

Kembali lagi bersama saya sang penulis artikel yang masih sangat amatiran dan bisa dibilang masih pemula. Pada kesempatan kali ini, saya selaku mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan semester 4 program studi Ilmu Komunikasi ingin mensharing tentang beberapa pengalaman dalam bermedia sosial, disini izinkan saya untuk menceritakan kembali sedikit pengalaman saya dalam hal bermedia sosial.

Lahirnya new media menciptakan internet sebagai wadah untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi. Informasi yang didapat pun tidak hanya berisi kejadian di sekitar masyarakat. Internet kini sangat dijunjung tinggi oleh generasi milenial. Mengapa demikian ? karena internet tak hanya berfungsi sebagai penyedia informasi semata. Dengan internet kita bisa menjadi penyedia informasi itu sendiri. Internet, yang menjadi sorotan saat ini, justru dimanfaatkan oleh sebagian generasi milenial sebagai sarana mengekspresikan diri. Media sosial merupakan mainan baru yang sangat menyenangkan bagi kaum milenial.

Di tengah kecanggihan teknologi dari arus globalisasi ini, kaum milenial justru memanfaatkan hal tersebut sebagai sarana memenuhi kebebasan, kepuasan, serta kesenangan semata. Mengekspresikan diri menjadi alasan mengapa kaum milenial menjunjung tinggi media sosial. Hal tersebut bukanlah sebuah dampak negatif yang harus diperdebatkan. Setiap orang tentu memiliki hak untuk mendapatkan kesenangannya sendiri. Media sosial memang diperuntukkan kaum milenial agar bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka. Meski demikian, media sosial tak hanya dijadikan mereka sebagai sebuah mainan belaka. Justru bak peribahasa sambil menyelam, minum air, di samping mereka mengekspresikan dirinya, mereka pun jadi mengetahui hal-hal yang berbau informasi dari media sosial itu sendiri.

Saya pertama kali menggunakan media sosial itu sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2011/2010 kalau tidak salah, media sosial yang pertama kali saya gunakan pada saat itu adalah Facebook. Siapa sih yang ga kenal Facebook ? Facebook pertama kali ditemukan dan dibuat oleh Mark Elliot Zuckerberg, dizaman saya pada saat itu Facebook menjadi salah satu sosial media yang sangat banyak digunakan oleh orang-orang sekitar bahkan orang yang tidak memiliki Facebook pada tahun tersebut adalah orang yang tidak gaul. Facebook telah menyita banyak perhatian di indonesia pada saat itu. Mulai dari ketidaktahuan akan facebook, setelah mengerti ada lagi keharusan untuk mempunyai akun facebook, terus keharusan meng update status, meng upload foto-foto alay pada zamannya dan banyak hal lainnya. Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang berguna untuk memudahkan pemakainya menemukan atau berkomunikasi dengan teman-teman lama mereka yang berada di lain daerah atau untuk berkomunikasi dan menemukan teman-teman baru yang dapat menjadi teman kita. Tidak hanya untuk berkomunikasi saja, Facebook pun bisa untuk bermain game seperti Ninja Saga, Dragon City, dll. Dulu saya sering ke warnet hanya untuk bermain facebook demi berkomunikasi dengan seseorang yang disayang dan tidak hanya untuk chatingan tetapi untuk bermain game juga,sebab pada saat itu saya belum mempunyai handphone untuk bermedia sosial.

Tidak hanya Facebook, diera sekarang sangat banyak sekali sosial media yang tidak kalah saing dengan sebelumnya, dulu yang hanya menganl Facebook saja tetapi sekarang sudah mengenal sosial media lain, ada Youtube, Twitter, Instagram, WhatsApps, Line, SnapChat, Pinterset, TikTok dan masih banyak lainnya. Sekarang saya sudah jarang sekali menggunakan sosial Media Facebook, malah berpindah untuk menggunakan Instagram, Twitter, WhatsApps dan Youtube, sebab fitur yang ditampilkan sangat menarik dan lebih gampang untuk mendapatkan informasi dan berita yang lebih cepat dari beberapa media tersebut, lebih tepatnya dizaman milenial seperti sekarang para remaja lebih sering menggunakan Instagram untuk bersosial media dibandingkan Facebook, karena Facebook bisa dibilang sosial media pada zaman dulu dan para penggunanyapun kebanyakan para ibu-ibu atau bapak-bapak, bahasa kerennya biar tidak ketinggalan trend yang ada khususnya trend yang ada di Indonesia.

Saya menggunakan Facebook pada zaman sekarang hanya untuk bernostalgia saja apalagi sekarang sedang ada wabah Covid-19 yang sudah sangat lama tidak kunjung selesai. Media sosial sangat penting sekali untuk mendapatkan informasi, tidak hanya untuk mencari informasi bahkan kita belajarpun menggunakan media daring seperti Google Meet ataupun Zoom.

Setiap orang bebas berekspresi. Bahkan sebagian besar dari ekspresi mereka adalah sebuah informasi. Bedanya, informasi yang beredar di media sosial hanya diibaratkan sebagai permukaannya saja. Contoh kecilnya adalah seseorang yang memposting gambar suatu daerah yang sedang terkena bencana alam, dengan caption atau keterangan seadanya. Hal tersebut dapat memunculkan multitafsir bagi para pembacanya. Sayangnya, kaum milenial seakan hanya ingin sekedar tahu tanpa menelusuri lebih dalam.

Hal ini yang menjadi media sosial sebagai media yang mudah untuk menyebarkan kebohongan atau hoaks. Sebagian besar pembaca tidak menindak lanjuti informasi yang telah dibacanya, sehingga kebohongan pun menjadi berita yang mudah dipercaya oleh kaum pengguna media sosial itu sendiri. Alhasil, media sosial dijadikan sebagai sarana kejahatan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Media untuk Kaum Milenial Sejatinya setiap orang membutuhkan informasi untuk keberlangsungan hidupnya. Sejatinya informasi tersebut sangatlah berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan orang-orang yang hidupnya di penjara sekalipun, memerlukan informasi yang terjadi di dunia luar. Salah satu alasan mengapa setiap orang memerlukan infomasi adalah untuk meningkatkan wawasan mereka, serta menambah edukasi bagi keberlangsungan hidupnya.

Lantas, apabila saat ini kita hidup di generasi milenial yang memiliki karakter sebagai pembaca yang pasif, bagaimana kita mendapatkan informasi yang baik, yang dapat berguna meningkatkan wawasan dan edukasi bagi diri kita sendiri? Tentunya, meski saat ini kita dimudahkan dalam hal apapun termasuk dalam mendapatkan informasi, kita harus memiliki sikap yang bijak serta pola berpikir kritis, agar kita mampu menyaring informasi mana saja yang memiliki nilai positif, dan membuang informasi yang dianggap tidak layak untuk kita konsumsi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline