Siapa saja bisa terjerat kasus narkoba bila tidak bisa menjaga dirinya di zaman sekarang ini. Perlunya rasa kepercayaan dan iman yang kuat kepada agama akan membuat diri kita terproteksi oleh aturan aturan yang telah di tetapkan agama. Ternyata mengkonsumsi narkoba itu bukan hanya dari orang kalangan bawah tetapi juga bisa di pakai oleh seseorang yang mendapatkan jabatan teratas di kabupaten. Salah satu kasus yang menyikap perhatian public adalah adanya kepala daerah yang mengkonsumsi narkoba.
Di kutip dari salah satu media massa bahwa “Bupati Ogan Ilir Sumatera Selatan Ahmad Wazir Nofiadi (27) diduga kuat sudah menjadi pemakai narkoba sejak lama. Jauh sebelum dia terpilih sebagai bupati. Dia juga memakai narkoba dosis tinggi. Badan Narkotika Nasional (BNN) akan membuktikannya.
"Hasil lab menyatakan dia pengguna dosis tinggi dan sudah digunakan lama," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di kantor BNN, Cawang, Jakarta, Kamis (17/3/2016). “
Kita ketahui bahwa orang yang akan mencalonkan diri menjadi bupati tentunya melewati persyaratan. Salah satunya mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter.
Dari pemeriksaan kesehatan tersebut bagaimana dia bisa lolos dari itu? Sedangkan dia sudah mengkonsumsi narkoba sejak sebelum menjadi bupati. lalu apakah rakyat daerahnya bisa di salahkan karena memilih pemimpin yang terjerat narkoba? Tentu tidak, menurut saya rakyat sekitar tentu tidak mengetahui yang ada di dalam diri calon itu dan apa saja yang sudah di konsumsinya selain mempercayakan kepada bagian yang menyeleksi para calon tersebut.
Maka dari itu, seleksilah untuk para calon pemimpin daerah dengan ketat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H