Lihat ke Halaman Asli

Aku akan Menjadi Lebih Disiplin Lagi!

Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap pagi, alarm hp ku berdering keras. Aku terbangun, mematikan alarm, lalu berbaring lagi. Waktu berlalu , hingga aku sadar aku sudah terlambat. Ini sudah menjadi kebiasaanku---mengulang hari yang sama dengan penyesalan yang sama. Aku ingin berubah, tapi entah kenapa, aku selalu gagal.

Hari ini berbeda. Malam sebelumnya, aku menatap cermin lama sekali. Di sana ada aku, tapi bayanganku seolah-olah sedang menatap seseorang yang berbeda, seseorang yang seharusnya bisa lebih baik, lebih rajin, lebih tekun.

"Aku harus berubah," ujar ku, untuk yang entah keberapa kali. Tapi kali ini aku bertekad akan melakukan sesuatu.

Pagi pun datang. Alarm berbunyi, dan tanganku, seperti biasa, hampir saja menekan tombol lewatkan. Namun, ada dorongan dari dalam diriku. Sesuatu yang mendorongku untuk bangun. Aku duduk di pinggir tempat tidur, masih mengantuk, tetapi tidak lagi tertarik untuk kembali tidur.

Ini adalah langkah pertama.

Aku mulai hari itu dengan mencatat tugas-tugas yang harus kuselesaikan. Sederhana, hanya daftar kecil, tapi terasa seperti titik awal. Aku menyelesaikan satu tugas, lalu dua, dan terus melangkah.

Hari berganti hari. Setiap pagi terasa lebih mudah bagiku untuk bangun dan langsung bergerak. Rutinitasku perlahan berubah. Yang tadinya berat kini terasa lebih ringan. Aku mulai menemukan kebahagiaan dalam disiplin, dalam memenuhi janji pada diriku sendiri.

Namun, tidak semua hari sempurna. Ada kalanya aku tergelincir, merasa malas, dan keinginan untuk menyerah muncul. Di saat-saat itu, aku kembali mengingat malam di depan cermin itu. Malam ketika aku berjanji untuk berubah. Saat penyesalan bukan lagi alasan untuk berhenti, melainkan bahan bakar untuk terus maju.

Waktu berjalan, dan meski jalannya tidak selalu mulus, satu hal yang pasti---aku tidak lagi takut gagal. Karena bagiku, kegagalan hanyalah pengingat bahwa aku sedang berproses. Setiap langkah kecil, meskipun tersendat, adalah bukti bahwa aku bisa menjadi lebih rajin, lebih baik, dan lebih bertanggung jawab pada diriku sendiri.

Aku bukan lagi seseorang yang hanya ingin berubah. Aku adalah seseorang yang sedang berubah menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline