Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Membutuhkan seorang Kutu Buku!

Diperbarui: 25 Oktober 2016   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image result for unesco most literate

Indonesia membutuhkan seorang kutu buku!, mengapa?

Karena Indonesia kekurangan orang orang yang keranjingan dan gemar membaca buku, saking buruknya kebiasaan membaca  nya yang rendah, Indonesia pun menurut data statistik UNESCO pada 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di nomor 69 dari 127 negara. Angka ini tentu sangat menyedihkan(dilansir dari Republika Online), Indonesia memerlukan orang orang yang gemar membaca buku sehingga bisa memajukan negara nya sendiri.

(Tengoklah daftar berikut, Indonesia berada pada posisi 60!)

Bukankah negara yang maju adalah karena orang orangnya gemar membaca buku?

Tengoklah Jepang…. Bagaimana negara Asia yang dulu berhasil menyamai Jepang, Amerika Serikat, Jerman dan bahkan membom negara Amerikat Serikat sendiri, yang notabene terkenal sebagai salah satu negara terkuat di masa itu?

Bagaimana mereka kembali membangun kerajaan dinasti nya yang telah runtuh setelah dibom atom oleh Amerika Serikat dalam waktu yang cukup singkat?

Jawabannya tentu saja dengan membaca buku. Orang Jepang pun sudah sangat akrab dengan namanya buku, mereka pun bisa selalu dilihat sedang mebaca buku, bahkan di transportasi umum!, mereka pun tidak sibuk memainkan HP tapi sibuk membaca buku.Tak heran Jepang berhasil menjadi negara Asia yang maju dan sukses, kebiasaan ini pun kita patut tiru dan teladani. Masyarakat kita ini seringkali memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat dan kurang berguna, pantas negara kita ini tidak bisa maju maju.

Membaca, Membaca dan Membaca

Penulis (seorang yang kutu buku) sangat prihatin dengan kondisi masyarakat Indonesia yang kurang gemar membaca ini, padahal membaca adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan mempunyai bermacam macam manfaat dan itu pun merupakan kebiasaan banyak orang sukses. Tetapi, satu hal yang penulis percayai, setiap orang pastilah bisa membaca, asal terus dipupuk dan disirami dengan baik sehingga minat baca bisa tumbuh dan menjadi seorang kutu buku.

Di Indonesia sendiri, angin segar pun mulai berlalu bagi kebudayaan membaca. Anies Baswedan , mantan menteri Pendidikan  memulai program ‘”Membaca 15 menit”. Melalui program tersebut Anies berusaha menamkan kebiasaan membaca kepada masyarakat Indonesia yang selama ini tingkat literasi nya rendah. Program ini, untuk menciptakan budaya  masyarakat yang suka membaca, khususnya bagi para siswa pendidikan dasar. Setiap siswa diwajibkan untuk membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Tetapi semua ini kembali kepada kesadaran kita masing masing, apakah kita mau menjadi negara yang maju beserta seluruh penduduknya? Atau kita mau menjadi negara yang kalah bersaing dengan negara lain dan hanya menjadi penonton?, oleh karena itu mulailah dengan menjadi seorang kutu buku!.

Aku gemar sekali belajar, gemar membaca. Sampai, boleh dikatakan, aku kadang- kadang meninggalkan pelajaran-pelajaran di sekolah untuk, waktunya aku pakai untuk membaca buku-buku politik, yang tidak diajarkan di sekolah kepada saya. Aku membaca sejarah dunia, aku membaca sejarah bangsa-bangsa, aku membaca kitab-kitab tentang gerakan kaum buruh, aku membaca tentang gerakan Islam.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline