Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Sosial Masyarakat dalam Bidang Pertanian

Diperbarui: 5 Desember 2021   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh dunia internasional, Indonesia dikenal dengan negara agraris karena memiliki potensi sumber daya pertanian berupa lahan yang luas dan komoditas yang beragam serta melimpah. Selain itu juga sebagian besar masyarakat Indonesia bekerja pada bidang pertanian. Namun itu dahulu, sekarang sudah mengalami perubahan, masyarakat satu persatu mulai meninggalkan dunia pertanian dan beralih ke sektor industri dan perkantoran. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan yang sudah tidak sama lagi, banyak lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi perumahan atau perkantoran. Selain itu profesi petani juga masih dipandang sebelah mata karena dianggap tidak menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkat setiap harinya. Kemudian kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian membuat pertanian Indonesia semakin menua, artinya sebagian besar petani adalah masyarakat yang sudah beranjak tua. Hal ini lah yang disebut sebagai perubahan sosial dalam masyarakat terutama di bidang pertanian.

Perubahan sosial sendiri merupakan suatu pergeseran atau perkembangan dalam struktur sosial masyarakat yang terdiri dari perubahan maju atau mundur. Perubahan maju adalah perkembangan keadaan yang memberikan dampak yang baik serta kemajuan dalam masyarakat. Sedangkan perubahan mundur merupakan pergeseran keadaan yang memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat. Penyebab dari perubahan sosial ini karena faktor internal yaitu jumlah penduduk yang bertambah atau berkurang, adanya penemuan baru, serta terjadinya konflik dalam masyarakat. Selain itu juga ada faktor eskternal karena pengaruh lingkungan sekitar, kebudayaan lain, hingga peperangan.

Saat ini teknologi semakin berkembang dengan cepat hingga dapat merubah hidup masyarakat, tidak terkecuali pada dunia pertanian. Dalam sektor pertanian dapat kita lihat berbagai perubahan sosial yang terjadi. Yang paling sering kita temui adalah mulai banyak digunakannya alat dan mesin pertanian seperti traktor, alat pemanen hasil pertanian, hingga alat pengolahan pasca panen. Jika kita lihat dari keefisiensiannya tentu alsintan ini sangat efisien karena dapat menghemat waktu dan tenaga. Namun, jika kita lihat dari sisi sosial maka memberikan dampak buruk karena jika sebelumnya untuk memanen padi misalnya, pasti para pengelola lahan akan mempekerjakan petani musiman. Banyak masyarakat yang bekerja sebagai petani musiman yang biasanya dipekerjakan ketika musim tanam atau musim panen, dan hal ini sangat biasa terjadi sejak dahulu. Dengan adanya teknologi berupa alsintan ini maka banyak petani musiman yang kehilangan pekerjaannya.

Dahulu kegiatan pertanian selalu dilakukan di kebun atau sawah yang memiliki lahan luas. Kini lahan yang ada semakin sempit dan susah untuk melakukan budidaya. Namun, seiring berkembangnya zaman sekarang kita bisa melakukan budidaya walaupun hanya menggunakan lahan sempit. Saat ini sudah sangat terkenal yaitu budidaya menggunakan hidroponik atau teknik menanam tanpa menggunakan tanah dan berfokus pada pemberian air serta pemenuhan nutrisi yang diperlukan tanaman. Kegiatan budidaya hidroponik ini mudah untuk dilakukan, dapat diterapkan di pekarangan rumah yang sempit, serta mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Terutama ketika masa pandemi covid-19 yang memaksa kita untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain dan mengurangi aktivitas di luar rumah. Untuk mengisi waktu luang bisa dengan berbudidaya tanaman sayur bersama keluarga dengan menggunakan hidroponik di rumah masing-masing. Tentunya sayuran yang kita tanam sendiri pasti jauh lebih sehat dan higienis. Selain untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, hasil panen tersebut dapat dijual untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Baru-baru ini perkembangan sektor pertanian tidak lagi hanya seputar alsintan serta teknologi budidaya tanpa tanah. Sekarang pada era revolusi industri 4.0 ada yang namanya smart farming atau pertanian pintar yang merupakan kegiatan pengelolaan pertanian dengan menggunakan alsintan dan penerapan teknologi digital dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan keuntungan secara berkelanjutan. Secara mudah nya ini merupakan kegiatan pertanian yang mulai dari pemantauan keadaan unsur hara tanah, pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman seperti penyiraman dan pemupukan, dan lain sebagainya menggunakan internet. Jadi para petani lebih mudah untuk mengawasi serta memberikan penanganan pada tanamannya. Perubahan yang sangat besar ini belum banyak dilakukan oleh petani Indonesia karena kurangnya pengetahuan serta memerlukan dana yang besar, biasanya baru dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya smart farming ini petani menjadi bisa bekerja lebih efisien karena semua data terkait tanaman dapat diakses menggunakan internet. Hal ini membuat perubahan sosial pada masyarakat dimana sebelumnya pada suatu lahan bisa mempekerjakan 10 orang atau lebih, namun dengan adanya teknologi ini satu lahan cukup dipantau oleh 2-3 orang saja. Semakin banyak masyarakat yang terancam kehilangan pekerjaannya.

Berbagai contoh perubahan di sektor pertanian tersebut merupakan perubahan sosial yang memberikan dampak besar bagi masyarakat. Setiap perubahan dan perkembangan yang ada pasti memberikan dampak baik dan buruk tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Dampak baik yang ditimbulkan dari berkembangnya teknologi biasanya terkait dengan kegiatan pertanian yang menjadi jauh lebih mudah, efisien, dan modern. Namun disisi lain ada dampak buruk yang mengintai yaitu akan semakin renggangnya interaksi antar masyarakat, serta banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena tergantikan oleh mesin. Untuk mengatasi hal ini kita harus dapat senantiasa mengikuti perkembangan teknologi yang ada, namun tetap tidak boleh melupakan atau mentiadakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline