Lihat ke Halaman Asli

Anemia pada Remaja

Diperbarui: 15 Agustus 2023   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: medcom.id

Akhir-akhir ini isu mengenai permasalahan kesehatan di  Indonesia perihal anemia sedang meningkat, terutama terjadi terhadap remaja perempuan. Namun, sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu anemia? Secara umum, anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan ketika eritrosit mengalami penurunan, hal tersebut ditandai oleh turunnya kadar hemoglobin,  hematokrit, serta jumlah dari eritrosit. 

Proses sintesis hemoglobin pada kondisi normal sendiri memerlukan jumlah zat besi serta protein yang terkandung dalam tubuh. Fungsi protein dalam proses ini berperan dalam sistem pengangkutan dan peredaran zat besi untuk membentuk hemoglobin baru, yang mana proses tersebut terjadi pada sumsum tulang (Gallagher, 2008). 

Anemia sendiri cenderung menyerang perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal tersebut dikarenakan oleh pola menstruasi pada remaja perempuan yang mempengaruhi asupan gizi yang diperoleh tidak seimbang.

Saat perempuan menginjak dewasa, akan mengalami masa pubertas. Pada masa inilah remaja perempuan rentan terjangkit anemia. Saat memasuki masa pubertas perempuan akan dihadapkan dengan siklus menstruasi pada tiap bulannya. Hal tersebut dapat diperparah apalagi asupan gizi yang diterima tubuh tidak seimbang. Apalagi dijaman sekarang, kebanyakan remaja kurang memperhatikan kandungan gizi yang ada pada makanan yang dikonsumsinya. Seperti contoh makanan instan yang sedang digandrungi oleh kebanyakan remaja saat ini yaitu seblak, cilok, baso aci, cimol, dan lain sebagainya. 

Kandungan zat besi yang menjadi faktor utama dalam gangguan anemia, apabila asupan nutrisi yang diterima dalam tubuh kurang, maka cadangan zat besi dalam tubuh akan diekstrak sehingga berkurang dan dapat memicu terjadinya anemia (Agus, 2014).

Anemia akibat kekurangan zat besi sendiri dapat menimbulkan dampak bagi remaja diantaranya yaitu, sering merasa letih karena kurangnya kadar oksigen dalam tubuh, tinggi badan yang tidak optimal, penurunan daya tahan tubuh, serta menurunnya aktivitas dan prestasi belajar sehingga produktivitas remaja menurun. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan terjadinya anemia pada remaja perempuan bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti, makan makanan dengan gizi yang seimbang, rutin mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), serta rajin mengolah tubuh dengan berolahraga agar metabolisme tubuh baik.

Agus. 2004. Pengaruh Vitamin C Terhadap Absorpsi Zat Besi pada Ibu Hamil Penderita Anemia. In : Medika Jurnal Kedokteran dan Farmasi.

Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism.In : Mahan LK, Escott- Stump S.mKrause's Food, Nutrition, and Diet Therapy.12th edition.

Harahap, N. R. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Nursing Arts, 12(2), 78-90.

Kulsum, U. (2020). Pola menstruasi dengan terjadinya anemia pada remaja putri. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 314-327.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline