Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap kali berbicara mengenai kurikulum terlintas mengenai kurikulum yang terus menerus berubah mengikuti perkembangan zaman, mulai dari Kurikulum 1947, Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952), Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964), Kurikulum 1968, Kurikulum Periode 1975, Kurikulum 1984 (Kurikulum 1975 yang disempurnakan), Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, Kurikulum Periode KTSP, Kurikulum 2013, hingga kurikulum yang saat ini dijalankan yaitu Kurikulum Merdeka. Namun dengan terus terjadinya perubahan ini apakah terlihat pengembangan yang signifikan dari sisi guru atau pendidik dalam menjalankan tugasnya. Dalam proses pembelajaran di sekolah sepertinya masih terlihat pengulangan materi yang sama pada setiap level kelas, jarang adanya batasan dalam penyampaian materi-materi tertentu sesuai dengan level kelas anak. Maka dari itu sepertinya seorang pendidik perlu memahami kembali peran guru dalam mengembangkan kurikulum, karena kurikulum yang berlaku tidak akan bermakna jika tidak dikembangkan dengan baik.
Perlu kita ketahui dahulu apa itu pengembangan kurikulum. menurut Hamalik pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksud untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Guru merupakan salah satu faktor penting dalam merealisasikan atau implementasi kurikulum. Sebagai pengembang kurikulum langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah merencanakan kurikulum, merencanakan strategi yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Dalam hal ini, kurikulum yang disusun dapat disesuaikan dengan visi misi sekolah, karakteristik, serta pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh siswa (Fatmawati, 2021). Langkah kedua adalah melaksanakan kurikulum yang sudah direncanakan dan disusun, yaitu dengan melaksanakan proses belajar mengajar. Langkah selanjutnya ialah penilaian atau evaluasi, untuk mengetahui hasil capaian, kelemahan dan kekurangan dari kurikulum yang sudah diterapkan.
Selain itu menurut Murray Print guru memiliki beberapa peran antara lain pertama guru sebagai Implementers yaitu berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada, kedua sebagai Adapters lebih dari sekedar pelaksana kurikulum tetapi juga penyelaras dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, ketiga sebagai Developers yaitu guru memiliki kewenangan dalam mendesai kurikulum, keempat guru sebagai Researcher yaitu peran guru sebagi peneliti kurikulum atau curiculum researcher peran ini dilaksanakan sebagai bagaian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja guru (Fatmawati, 2021). Permasalahan lain dalam mengimplementasikan kurikulum tidak hanya merupakan kemampuan untuk memahami teori saja, tetapi juga keseriusan dan kerja sama tim guru sebagai ujung tombak penerapan pengembangan dari kurikulum. Jika seorang guru sudah mampu untuk memahami dan menjalankan perannya dalam pengembangan kurikulum maka diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan dan output pendidikan yang lebih baik lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI