Desa Sukalaksana, adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Desa Sukalaksana dikenal sebagai daerah agraris dengan berbagai komoditas khasnya. Dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sawi terbesar, Desa Sukalaksana mampu mendistribusikan hasil-hasil panennya antara 40 hingga 60 ton ke pasar-pasar di Jakarta, Bandung, dan beberapa kota di Jawa Barat. Selain itu, Desa Sukalaksana juga mampu membangun inovasi dan menjadikannya desa wisata yang dikenal dengan Desa Wisata Saung Ciburial.Desa Wisata Saung Ciburial menawarkan berbagai kegiatan menarik sekaligus memperkenalkan budaya Jawa Barat, seperti Ngagogo (menangkap ikan), membatik, atraksi domba Garut, serta belajar bertani dan memanen. Keberadaan Desa Wisata Saung Ciburial mampu membuka jalan bagi Desa Sukalaksana guna memperlihatkan eksistensinya sebagai desa yang mampu menggali, mengelola, dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya serta menjadikannya sebagai desa wisata yang layak dikunjungi. Semua potensi tersebut dimaksimalkan oleh Desa Sukalaksana sebagai usaha untuk memajukan desa tersebut.
Selain memiliki potensi agraris dan wisata, Desa Sukalaksana juga memiliki wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang cukup besar. Dengan luas 203,426 hektar, desa ini dihuni oleh sekitar 4.991 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang tinggi, ini meningkatkan produksi sampah, baik organik maupun anorganik, yang berisiko menimbulkan penumpukan jika tidak dikelola dengan baik.
Melihat permasalahan ini, kami, mahasiswa/i KKN Unpad 2025 kelompok 100, mengambil tindakan untuk mengurangi penumpukan sampah, terutama sampah organik. Kami membagun sebuah program kerja untuk membuat kompos. Kami memanfaatkan limbah dapur masyarakat Desa Sukalaksana untuk membuat kompos berbahan dasar sampah organik tersebut. Mengingat mayoritas penduduk desa adalah petani, pembuatan kompos dari limbah dapur ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi pertanian mereka.
Selain itu, kami juga membuat program kerja kami untuk tidak hanya membuat kompos saja, namun juga untuk mengadakan kegiatan workshop. Workshop ini diselenggarakan secara edukatif dan interaktif untuk mengajarkan masyarakat cara membuat kompos organik, sehingga mereka dapat menerapkan dan melanjutkan praktik ini secara mandiri.
Sebelum membagikan edukasinya kepada masyarakat, kami mencoba untuk membuat kompos organik tersebut bersama-sama terlebih dahulu. Dimana bahan-bahan yang kami gunakan adalah gula merah, cairan Effective Microorganism (sebagai pengurai), sampah organik (dalam hal ini adalah sawi dan daun kering), dan tanah, serta alat-alat seperi baskom dengan tutup, pisau, dan sarung tangan.
Proses pembuatan kompos organik ini berlangsung selama kurang lebih dua minggu. Dimana pada akhirnya, kami mampu untuk menghasilkan kompos organik berbahan dasar limbah dapur yang layak digunakan untuk penanaman tanaman. Kompos ini kami gunakan untuk membangun taman di daerah Desa Wisata Saung Ciburial. Taman ini bernama Taman Kahuripan Eco Ciburial.
Taman Kahuripan Eco Cibural merupakan taman yang kami bangun dan kami tanami dengan tumbuh-tumbuhan menggunakan hasil kompos organik kami. Secara singkat, Taman Kahuripan Eco Cibural berarti taman yang merepresentasikan harmoni antara alam dan kehidupan yang berkelanjutan, dengan menekankan komitmen pada taman yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan kompos organik di wilayah Ciburial.
Di taman tersebut, kami membangun 2 papan informasi yang bertuliskan materi pengomposan untuk kompos organik, filosofi nama taman serta manfaat pupuk kompos tersebut.
Pada akhirnya, kami mampu menyelesaikan semua kegiatan program kerja kami pada Sabtu, 1 Febuari 2025. Kami berhasil mengundang berbagai perwakilan dari setiap RW di Desa Sukalaksana untuk berpartisipasi dalam kegiatan workshop. Pada hari itu juga, kami meresmikan Taman Kahuripan Eco Cibural yang dilakukan oleh Ketua BUMdes (Badan Usaha Milik Desa) Bina Laksana, Ibu Siti Julaeha S.S.
"Mudah-mudahan taman ini bisa menjadi berkah, sesuai nama tamannya, dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat disini" ucap Ibu Siti saat meresmikan taman kami.