Sejarah Perfilman Indonesia tentunya telah melalui berbagai macam lika liku dan pasang surut. Perkembangan yang signifikan, tantangan, dan berbagai prestasi yang diraih membawa industri perfilman Indonesia jauh hingga saat ini. Mulai dari film pertama sampai masa kini, inilah tonggak tonggak sejarah perfilman Indonesia hingga masa kini.
FILM PERTAMA DI INDONESIA
Sejarah kemunculan film pertama kali di Indonesia ditandai dengan rilisnya film berjudul Loetoeng Kasaroeng tahun 1926 yang disutradarai oleh L. Heuveldorp dan G. Kruger. Film ini merupakan film bisu pertama yang dirilis oleh perusahaan film NV Java Film Company. Film ini juga sekaligus menjadi tonggak pertama kemunculan film film di Indonesia (Astuti, 2022, Hal. 7).
MASUK KE ERA FILM BERSUARA
Perkembangan teknologi tentunya memunculkan berbagai perkembangan perkembangan dalam film itu sendiri. Rilisnya film Terang Boelan tahun 1937 yang disutradarai oleh Albert Balink dan dirilis oleh perusahaan produksi film Algeemene Nederlands Indische Film Syindicaat (ANIF) yang nantinya pada tahun 1950 berubah menjadi Perusahaan Film Nasional (PFN) (Ardhana, 2017) tentunya menjadi tonggak film pertama Indonesia yang memiliki suara. Film inilah yang menjadi keran pembuka bagi film film Indonesia lainnya agar dapat memiliki suara.
FILM PADA ERA KEMERDEKAAN
Film Darah dan Doa tahun 1950 karya Usmar Ismail menjadi salah satu tonggak film Indonesia, dimana film ini merupakan film pertama yang diproduksi oleh orang Indonesia, yakni Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) dan juga disutradarai oleh orang Indonesia. Tanggal pengambilan gambar pertama film ini yakni 30 Maret 1950 juga ditetapkan sebagai Hari Film Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 oleh Presiden B.J. Habibie. Era ini jugalah yang menjadi awal perkembangan pesat dari perfilman Indonesia. (Astuti, 2022, hal. 137-138)
PERKEMBANGAN FILM INDONESIA HINGGA MASA KINI
Di tahun 1988, Muncul sebuah film bertemakan sejarah Indonesia yang berjudul Tjoet Nja Dhien yang diperankan oleh Christine Hakim sebagai tokoh utama yakni Tjoet Nja Dhien. Film ini disutradarai oleh Eros Djarot dan dirilis pada tanggal 22 Desember 1988. Film ini menceritakan mengenai perjuangan pahlawan Tjoet Nja Dhien dalam melawan tentara Belanda yang menduduki Aceh pada masa itu. Film ini berhasil meraih penghargaan Piala Citra sebagai Film terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1988 dan mendapatkan penghargaan lainnya seperti Sutradara terbaik, pemeran wanita terbaik, Skenario terbaik, Cerita asli terbaik, Tata sinematografi terbaik, Tata artistik terbaik, dan Tata musik terbaik. (CNN Indonesia, 2021)
Disisi Genre Komedi terdapat film Warkop DKI Series seperti Maju Kena Mundur Kena (1983), Mana Tahaaan…(1979), dll yang tentunya diperankan oleh Wahjoe Sardono (Dono), Kasino Hadiwibowo (Kasino), Indrodjojo Kusumonegoro (Indro). Film film Warkop DKI ini digarap dengan komedi yang khas sehingga menginspirasi film film bertemakan komedi lainnya hingga saat ini
Selanjutnya, diawal tahun 2000-an terdapat film Ada Apa Dengan Cinta? (2002) karya Rudi Soedjarwo yang booming di kancah perfilman Indonesia pada masa itu. Film yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo (Cinta), Nicholas Saputra (rangga), dll ini bercerita mengenai kisah cinta remaja SMA. Film ini sukses menjadi pembuka keran film film bergenre romantis lainnya.
Selanjutnya di tahun 2011, Film Action berjudul The Raid karya Gareth Evans yang diperankan oleh Iko Uwais (Rama) membawa inovasi film laga aksi Indonesia dan bahkan berhasil mendapatkan pengakuan di kancah internasional. Film ini juga sukses mengenalkan beladiri silat ke kancah internasional.