Lihat ke Halaman Asli

Polusi: Kian Memburuk? Kian Membaik?

Diperbarui: 15 September 2023   14:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CNBC Indonesia

Isu mengenai polusi udara saat ini sedang tren di Ibukota Indonesia, Jakarta. Permasalahan terhadap polusi ini kian menyebar akibat tren di sosial media (Instagram, TikTok, Twitter dan Threads)  yang masyarakat membahas mengenai polusi udara ini secara terus menerus. Dilansir melalui Tekno Republica.co.id, kualitas udara Jakarta menduduki posisi ke-lima sebagai kota dengan polusi terburuk di dunia. Melalui analisa menggunakan aplikasi AQI (Indeks Kualitas Udara/Air Quality Index), kualitas udara di Ibukota Indonesia, Jakarta telah mencapai angka 150+, dimana angka tersebut sudah tergolong cukup buruk atau tidak sehat untuk dihirup oleh manusia. Sedangkan udara yang layak hirup oleh manusia berada di kisaran angka 0 - 50, kemudian kualitas udara yang tidak berpengaruh kepada kesehatan manusia berada di kisaran 51 - 100.  

Ketika membahas persoalan polusi, kita tidak akan berhenti hanya di polusi udara saja, namun polusi cahaya juga akan dibahas. Polusi cahaya merupakan polusi yang disebabkan akibat cahaya yang berlebihan di suatu wilayah atau tempat, polusi cahaya cenderung muncul di kawasan kota metropolitan dan megapolitan, dimana terdapat banyak gedung pencakar langit dan gedung/rumah yang memancarkan banyak cahaya pada malam hari. Di Ibukota  Jakarta sendiri polusi cahaya tergolong cukup parah, pada malam hari pun gedung-gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan tetap menyala karena aktivitas masyarakat di malam hari.Dilansir melalui prudential.co.id, berikut merupakan dampak negatif dari polusi udara yang buruk:
1. pernafasan manusia terganggu
2. menggangu oksigen yang berada di dalam darah manusia
3. pemanasan global
Pernapasan manusia terganggu serta mengganggu oksigen yang berada di dalam darah manusia merupakan akibat dari polusi udara, sehingga menyebabkan manusia kesulitan bernafas ketika berada diluar ruangan dan kesulitan mendapatkan supply oksigen. Selain mengganggu pernafasan manusia, polusi udara kian menyebabkan pemanasan global, lantas pemanasan global kemudian menyebabkan suhu bumi semakin meningkat. Suhu di Ibukota Jakarta kian meningkat akibat dari polusi udara yang menyebabkan pemanasan global ini, lantas apa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan polusi udara tersebut?

Dilansir dari KlasikaKompas.id, polusi cahaya berdampak negatif kepada lingkungan hidup, manusia maupun satwa liar/binatang hidup. Berikut adalah dampak negatif yang dapat dipaparkan:
1. mengganggu ekosistem dan kehidupan alam liar
2. mempengaruhi kesehatan makhluk hidup
3. pemborosan energi (Listrik)
Polusi cahaya tentunya berdampak terhadap ekosistem kehidupan alam liar dan kesehatan makhluk hidup, sebagai contoh kunang-kunang yang perlahan mulai punah akibat polusi cahaya di kota kota saat ini. Dikutip melalui nationalgeographicindonesia.id, banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminesensi untuk menemukan dan menarik perhatian pasangan mereka. Kunang-kunang menggunakan kemampuan mereka untuk menghasilkan cahaya untuk menarik kunang-kunang lain untuk menghasilkan keturunan, lantas akibat dari polusi cahaya berdampak terhadap kunang-kunang, sehingga kunang-kunang mengalami kesulitan dalam reproduksi. Polusi cahaya juga berdampak terhadap pemborosan energi, semakin banyak lampu yang digunakan pada malam hari, mengakibatkan listrik yang semakin boros akibat digunakan semalaman.

Mengatasi polusi udara bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, untuk mengatasi serta menyelesaikan polusi udara membutuhkan partisipasi serta kontribusi besar dari masyarakat serta pemerintah, terutama kontribusi dari masyarakat yang menjadi fokus utama dalam solusi polusi udara. Masyarakat yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi saat berpergian atau beraktifitas menjadi sumber utama polusi udara, kemudian disusul oleh industri/pabrik yang tidak ramah lingkungan yang menjadi sumber polusi udara. Di Jakarta sendiri, masyarakat yang bekerja maupun beraktifitas keluar rumah cenderung menggunakan kendaraan pribadi, sehingga menyebabkan polusi udara, namun industri/pabrik yang ada di Ibukota Jakarta juga ikut menyumbang polusi. Solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan polusi udara ini yaitu, masyarakat perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi ketika ingin beraktifitas keluar rumah ataupun pergi bekerja, kemudian masyarakat dapat menggunakan kendaraan umum/transportasi umum ketika ingin pergi keluar rumah untuk beraktivitas ataupun bekerja. Namun partisipasi pemerintah juga diperlukan dalam mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu memberikan wadah transportasi umum yang cukup bagi masyarakat (Kereta, Bus) agar masyarakat tidak berdesak-desak satu sama lain bahkan sampai transportasi umum tersebut overload.

Tidak ada kata terlambat untuk mengatasi dampak negatif akibat perbuatan manusia jika dimulai dari saat ini juga, sama hal nya dengan mengatasi polusi cahaya. Dilansir dari itb.ac.id, cara mencegah polusi cahaya dapat bermacam cara, salah satu metode sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan cara mematikan lampu saat tidak digunakan, metode sederhana ini dapat menghemat energi listrik yang terkuras akibat lampu yang menyala semalaman sehingga menyebabkan polusi cahaya, metode 

Sumber: Observatorium Bosscha

kedua yaitu dengan cara mengganti lampu - lampu di jalan raya menggunakan lampu yang ramah polusi cahaya, kontribusi pemerintah diperlukan dalam mengganti lampu-lampu jalan raya ke lampu-lampu yang dianjurkan.Polusi udara dan polusi cahaya dapat membaik dan dapat memburuk, semua bergantung kembali terhadap manusia yang menginjakan kaki di bumi ini, jika kita dapat menerapkan solusi yang sudah dipaparkan, kita dapat mengurangi polusi-polusi udara yang ada di Indonesia maupun di dunia ini. Dampak dari kedua jenis polusi ini tentunya sangat merugikan manusia maupun makhluk hidup lain nya. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai macam masalah pernapasan dan penyakit serius kepada manusia dan makhluk hidup, sementara polusi cahaya mengganggu ekosistem binatang dan menyebabkan pemborosan energi. Oleh karena itu, kesimpulan dari teks editorial ini menekankan bahwa perlu adanya upaya bersama untuk mengurangi kedua jenis polusi ini, melalui penggunaan lampu yang lebih efisien, menggunakan energi terbarukan, dan penerapan regulasi atau peraturan yang lebih ketat terkait polusi udara. Selain itu, teks editorial ini juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif polusi cahaya dan polusi udara serta mendorong tindakan individu ataupun kelompok secara kolektif untuk memitigasi masalah ini demi kualitas lingkungan dan kesehatan manusia yang lebih baik.

Daftar Pustaka:
Hapsari, N. E. (2023, September 10). Polusi Masih Tinggi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima di Dunia. Republika Online. https://tekno.republika.co.id/berita/s0snzb478/polusi-masih-tinggi-kualitas-udara-jakarta-terburuk-kelima-di-dunia

Prudential . (2023, August 21). Tinggal di Perkotaan Ketahui Dulu Dampak pencemaran Udara Ini. Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan | Prudential Indonesia. https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/tinggal-di-perkotaan-ketahui-dulu-dampak-pencemaran-udara-ini/

Kuaranita, F. N., Hastuti, M., Sujana, A., & Kalbu, T. I. (2021, March 4). 3 Dampak Buruk polusi cahaya. Klasika. https://klasika.kompas.id/baca/3-dampak-buruk-polusi-cahaya/

Widyaningrum, G. L. (2020, February 5). Akibat Polusi cahaya Dan Kerusakan habitat, Kunang-kunang Terancam Punah. National Geographic. https://nationalgeographic.grid.id/read/132012742/akibat-polusi-cahaya-dan-kerusakan-habitat-kunang-kunang-terancam-punah

Permana , A. (2018, December 10). Polusi cahaya menjadi tantangan pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha -. Institut Teknologi Bandung. https://itb.ac.id/berita/polusi-cahaya-menjadi-tantangan-pengamatan-bintang-di-observatorium-bosscha/56917#:~:text=Cara%20mencegah%20polusi%20cahaya%20dapat,dianjurkan%20untuk%20mencegah%20polusi%20cahaya  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline