Lihat ke Halaman Asli

Resilence in Nature : Adapting to Environment and Economic Chance

Diperbarui: 27 September 2024   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama: Nathanael Gabriel Piter
NIM: E2401231049
Artikel

Moderator: Muhammad Haikal
Pembicara: Ady Saiman (Relawan Komunitas Peduli Ciliwung Kota Bogor)
Tanggal kegiatan : 21 September 2024
Topik: Resilence in nature : Adapting to environment and economic change

Lingkungan kita terus mengalami perubahan, dan seiring dengan itu, kesadaran kita terhadap berbagai masalah di sekitarnya juga harus meningkat. Berbagai peristiwa seperti bencana alam, fase pemanasan dan pendinginan, serta pola cuaca yang berbeda mengharuskan kita lebih peka terhadap tantangan lingkungan global yang sedang kita hadapi.
Problematika Lingkungan: Tantangan Global yang Tak Pernah Usai
Masalah lingkungan adalah isu global yang selalu relevan dan tidak pernah sepenuhnya teratasi. Isu-isu ini muncul akibat interaksi manusia dengan lingkungan yang sering kali merusak keseimbangan alam. Berbagai aktivitas manusia, baik yang disengaja maupun tidak, sering kali mengakibatkan dampak negatif terhadap ekosistem, kualitas hidup, serta kesejahteraan seluruh makhluk hidup di bumi.
Kerusakan Lingkungan
Salah satu aspek paling mencolok dari masalah lingkungan adalah kerusakan yang dialami oleh berbagai elemen seperti air, udara, hutan, dan keseluruhan bumi. Di Indonesia, khususnya di Bogor, kualitas udara menjadi perhatian serius, di mana kota ini menduduki peringkat kelima dengan kualitas udara terburuk. Kerusakan lingkungan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan alami, tetapi juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan seperti stunting pada anak-anak.
Sungai sebagai Sumber Air dan Kerusakannya
Sungai memiliki peranan penting dalam ekosistem dan kehidupan manusia. Sungai Ciliwung, misalnya, mengalir dari hulu di kawasan Gunung Gede dan Gunung Pangrango hingga hilir di pantai utara Jakarta, dengan panjang sekitar 120 km dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 387 km². Namun, sungai ini mengalami kerusakan yang parah. Selain menjadi tempat pembuangan sampah, sungai ini juga digunakan untuk mencuci pakaian, yang semakin memperburuk kondisinya. Temuan seperti kantong darah bekas pakai dan berbagai jenis sampah menunjukkan betapa seriusnya masalah pencemaran yang terjadi.
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, termasuk pemanasan global dan perubahan iklim, adalah bukti nyata dari dampak negatif aktivitas manusia. Kondisi lingkungan yang semakin memburuk memaksa kita untuk segera mengambil tindakan.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Menghadapi masalah lingkungan bukanlah tugas yang bisa dikerjakan sendiri. Dibutuhkan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari semua pihak. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
•Kesadaran Diri: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar kita.
•Prinsip Kehidupan Berbasis Alam: Menerapkan prinsip kehidupan yang berkelanjutan dan berpihak pada alam.
•Alih Energi: Beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
•Mengurangi Polusi: Melakukan berbagai upaya untuk mengurangi polusi di udara, air, dan tanah.
•Menjaga Hutan: Melestarikan hutan sebagai paru-paru dunia.
•Hemat Energi: Menggunakan energi secara efisien untuk mengurangi dampak lingkungan.
•Tata Kelola Sampah: Mengelola sampah dengan baik untuk mengurangi pencemaran.
•Penanaman Pohon: Melakukan reforestasi dan penanaman pohon untuk memperbaiki kualitas udara.
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan yang semakin mendesak dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline