Malam sudah larut, tubuh terasa berat, dan mata mulai mengantuk setelah seharian bekerja. Dengan sisa energi yang ada, saya hanya berharap bisa segera beristirahat dan menyetir pulang. Namun, di tengah keheningan jalan perumahan, tiba-tiba terdengar suara keras "kraaak!". Saya pun berhenti, jantung berdegup cepat. Ternyata, spion mobilnya terserempet mobil lain yang parkir sembarangan, mengambil hampir setengah badan jalan.
Pengalaman pribadi seperti ini tidak hanya dialami oleh satu atau dua orang, melainkan menjadi fenomena umum di banyak tempat. Parkir sembarangan, terutama di jalan perumahan, bukan sekadar persoalan kenyamanan, tetapi juga menyimpan berbagai dampak negatif yang perlu segera diatasi.
Keterbatasan Lahan Parkir
Banyak perumahan yang dibangun tanpa mempertimbangkan kebutuhan parkir penghuni. Rumah-rumah kecil sering kali tidak memiliki garasi yang cukup luas untuk menampung kendaraan penghuni, terutama jika satu rumah memiliki lebih dari satu mobil.
Kenaikan Jumlah Kendaraan Pribadi
Seiring peningkatan ekonomi, jumlah kendaraan pribadi di Indonesia terus bertambah. Namun, pertumbuhan ini tidak diiringi dengan kesiapan infrastruktur parkir yang memadai.
Kurangnya Kesadaran Warga
Sebagian penghuni memanfaatkan jalan umum di depan rumah mereka sebagai area parkir pribadi, tanpa memikirkan dampak terhadap kelancaran lalu lintas atau kenyamanan tetangga.
Perencanaan Tata Kota yang Kurang Memadai
Banyak kawasan perumahan dirancang dengan jalan yang sempit tanpa area khusus untuk parkir tamu atau penghuni tambahan, sehingga kendaraan otomatis mengandalkan jalanan umum.
Lalu, bagaimana solusi terhadap masalah klasik ini? Apakah hanya sekedar berbicara dengan tetangga saja? Tentu, ada beberapa solusi yang bisa menjadi ide untuk mendorong perubahan.