Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Jurnalisme Online bersama Giras Pasopati

Diperbarui: 18 Maret 2017   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada tanggal 17 Maret 2017, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta melakukan kuliah online dengan pembicara Giras Pasopati. Giras Pasopati adalah alumni dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang kini bekerja sebagai editor di CNNIndonesia.com. Kuliah ini berlangsung di laboratorium komputer FISIP yang dimulai pukul 13.30 WIB. Kuliah inni dilakukan agar mahaiswa lebih mengenal tentang jurnalisme online.

Dalam kuliah onlie tersebut, Giras menjelaskan banyak hal mengenai jurnalisme online. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jurnalisme adalah pekerjaan mengumpulkan dan menulis berita di media massa cetak atau elektronik, kewartawanan. Dan daring yaitu dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.

Giras juga menyebutkan dalam melakukan jurnalisme online, seorang jurnalis harus memahami 10 elemen jurnalistik yaitu:

  • Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran
  • Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga
  • Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi
  • Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput
  • Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan
  • Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari publik
  • Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan relevan
  • Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional
  • Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka
  • Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dengan berita

Menurut giras ,  jurnalisme online adalah seni meramu 10 elemen tersebut dan menyajikannya kepada publik melalui media daring yang terus berinovasi.

Di Indonesia sendiri media online pertama yaitu Republika. Aliansi Jurnalis Independen (AJI), melalui publikasi berjudul Media Online: Pembaca, Laba, dan Etika yang ditulis oleh J. Heru Margianto dan Asep Syaefullah, menyebutkan media pertama yang tercatat hadir di internet adalah Republika Online (ROL - republika.co.id). Media ini tayag dua tahun setelah Haria Republika terbit , tepatnya pada 17 Agustus 1995.

Giras Juga menyebutkan era media baru sedang nongkrong di Indonesia. Media ini menawarkan ‘sensasi’ baru baru dalam menikmati sajian fakta yang diramu dengan laman interaktif, infografis, animasi hingga laporan khusus ‘longform’. Produk ini mengedepankan user interface sesuai perkembangan teknologi dan kedekatan interaksi dengan publik melalui sosial media, aplikasi dan gadget. Media baru ini antara lain, Katadata.co.id, CNNIndonesia.com, Beritagar.id, Tirto.id, Kumparan.com.

Selain itu, Giras juga menyebutkan Longform. Longform adalah cabang jurnalisme yang didedikasikan untuk artikel yang lebih panjang dengan jumlah konten beragam sisi. Artikel longform ini biasanya memiliki antara 1.000 dan 20.000 kata dan seringkali mengambil bentuk penulisan nonfiksi kreatif atau jurnalisme sastrawi. Di Indonesia, gaya ini sudah mulai diaplikasikan di Beritagar.id, CNNIndonesia.com, dan Tirto.id.

Dengan kemunculan era longform dalam jurnalisme online memberikan kesempatan lebih bagi para pelaku jurnalisme baru. Genre yang berkembang dalam jurnalisme baru ini adalah jurnalisme sastrawi. Dalam jurnalisme ini reportase dikerjakan dengan mendalam, penulisan dilakukan dengan gaya sastrawi, sehingga hasilnya enak dibaca. Genre ini berbeda dari reportase sehari-hari karena dalam bertutur menggunakan adegan demi adegan (scene by scene construction), reportase yang menyeluruh (immersion reporting), menggunakan sudut pandang orang ketiga (third person point of view), serta penuh dengan detail. Gaya jurnalisme ini mulai menarik banyak perhatian pembaca.

Media online sendiri juga memiliki tantangan yaitu:

  • Kecepatan, Seringkali persaingan kecepatan antar media online membuat akurasi diabaikan. Kecermatan dan ketegasan redaksional sangat penting untuk memilih berita layak unggah.
  • Kedangkalan Berita, Seringkali, hanya demi mengejar klik, media online mengunggah berita yang minim esensi, tapi penuh sensasi. Hal ini sebenarnya juga membahayakan kualitas literasi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline