Di zaman yang sudah berkembang ini kehidupan di perkotaan sangat lah maju. Infrastuktur dan berbagai fasilitas di kota semakin hari semakin menunjukkan eksistensinya. Kemajuan dan kegemilangan di perkotaan tidak terlepas dari masyarakat urban yang berkontribusi di dalamnya. Masyarakat urban adalah masyarakat pendatang yang melakukan perpindahan dari desa ke kota. Tujuan mereka berurbanisasi salah satunya yaitu untuk mencari pekerjaan. Mereka menganggap bahwa hidup di kota lebih baik daripada di desa, karena di kota banyak sekali lapangan kerja dan fasilitas yang mumpuni sehingga mereka mendapat penghidupan yang layak.
Proses urbanisasi semakin tumbuh dan berkembang. Berkembangnya fenonema "urbanisme" dikarenakan masyarakat urban lambat laun mampu beradaptasi dengan perubahan budaya kota yang terus maju. Namun sebagian masyarakat urban ini juga ada yang mengalami "marjinalisasi", terutama faktor penyebabnya adalah tidak mampu mengikuti perubahan pesat di bidang sosial-budaya dan ekonomi di kawasan perkotaan.
Proses transformasi dalam masyarakat urban, di dalamnya berupa perubahan nilai-nilai tradisi, pola perilaku (behabior) dan kebiasaan-kebiasaan hidup (habits) yang terjadi. Dalam proses transformasi tersebut banyak dari mereka yang mengalami kendala dan hambatan. Kendala masyarakat urban dalam berdaptasi dengan nilai-nilai kehidupan yang lebih maju terutama menghadapi masyarakat kota yang lebih modern, salah satunya yaitu rendahnya pendidikan dan rendahnya kemampuan sosial-ekonomi. Faktor-faktor eksternal berupa bentuk intervensi pihak luar (seperti: pemerintah kota, LSM, tokoh-tokoh masyarakat) berupa kegiatan-kegiatan sosialisasi dan pelatihan dinilai masih terbilang jarang / rendah, sehingga adaptasi sosial-budaya masyarakat urban terkadang berlangsung lambat.
Adanya masyarakat urban di perkotaan dapat menyebabakan terjadinya perubahan interaksi dan aktivitas masyarakat di kota menjadi lebih meningkat. Dengan bertambahnya para pendatang di perkotaan memungkinkan banyaknya interaksi yang dapat dilakukan. Masyarakat kota bisa bergaul, berkomunikasi dan bertukar cerita dengan masyarakat urban sehingga menghasilkan keberagaman aktivitas kehidupan sosial, seperti di dunia pekerjaan, kehidupan bertetangga, aktivitas rumah tangga, lalu lintas jalan semakin padat dan lainnya.
Masyarakat urban berbondong-bondong melakukan perpindahan ke kota faktor utamanya adalah motif ekonomi. Perkembangan suatu kota memicu datangnya kaum urban di kota-kota besar seluruh Indonesia. Kondisi ini akan mendorong munculnya sektor informal (ekonomi informal). Keberadaan sektor informal satu sisi dianggap mengganggu pemandangan dan ketertiban kota, namun disisi lain aktifitas sektor informal yang ada di kota mampu mampu memberi penghidupan pada masyakat urban walaupun dalam kondisi kehidupan yang pas-pasan. Keberadaan sektor informal juga menjadi daya tarik orang desa untuk tinggal di kota. Karakteristik sektor informal dicirikan oleh sektor ekonomi marginal dengan kondisi nyata dilakukan oleh sejumlah tenaga kerja yang umumnya kurang berpendidikan dan tidak memiliki keterampilan. Pengertian sektor informal yaitu kegiatan ekonomi yang berada dalam status tidak resmi dalam suatu aturan yang mewakili golongan kurang mampu.
Kemudian dalam hal tempat tinggal, masyarakat urban yang tidak memilki tempat tinggal di kota biasanya lebih memilih untuk hidup berkelompok dengan orang-orang yang satu desa denganya. Mereka mendiami area tanah milik sebagian penduduk kawasan yang mempunyai lahan cukup luas. Para pemilik lahan tersebut kemudian menjualnya kepada masyarakat urban dengan cara membagi-bagi lahan yang tersisa kedalam luasan lahan yang cukup. Ketika mereka di kota sudah mengalami peningkatan kemampuan keuangan, kemudian mereka biasanya secara sendiri-sendiri berupaya mendirikan bangunan yang jauh lebih baik.
Daftar Pusatka :
Soetomo, S. 2013. Urbanisasi dan Morfologi. Yogyakarta : Graha Ilmu
Mulyana, Deddy, Jalaluddin Rakhmat. 2006. Komunikasi Antar Budaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Reksohadiprojo, S dan Karseno, 2001. Ekonomi Perkotaan. Edisi ke 4, BPFE-Yogyakarta.
Husaini, Ahmad. Mobilitas Sosial Dan Perilaku Keberagamaan Pada Masyarakat Urban, Studi Kasus Komunitas Pemulung . Skripsi : Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.