Pada saat ini, kita memasuki era "ledakan informasi" yang di mana masyarakat dari kalangan anak kecil sampai orang tua dapat menerima berbagai informasi di internet tanpa filter dan tanpa batas. Banyaknya informasi yang beredar ini memungkinkan munculnya berita-berita hoax atau berita yang tidak benar.
Berita hoax ini seringkali dipercayai oleh sebagian masyarakat dan cenderung menyesatkan. Salah satu cara untuk menangkal banyaknya berita hoax ini dengan menjalankan prinsip verifikasi pada kanal berita.
Menurut Abdul Manan Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen, salah satu instrumen yang penting dalam jurnalisme adalah kebenaran dengan melakukan verifikasi.
Beberapa media massa online di Indonesia kini berkolaborasi dengan Google untuk melawan hoax yang menyebar luas di internet.
Tentang Jurnalisme Pemeriksa Fakta
Pada dasarnya, faktualitas dan verifikasi informasi menjadi hal terpenting dalam jurnalisme, serta pemeriksaan fakta menjadi hal yang lazim. Menurut Bill Kovach & Tom Rosenstiel (2001), menjelaskan prinsip jurnalisme yang salah satunya yaitu jurnalisme berkomitmen tinggi pada kebenaran.
Disebutkan juga bahwa jurnalisme harus berpegang teguh pada disiplin verifikasi. Disiplin verifikasi dapat diterapkan dalam praktik pembuatan berita yang berfokus pada apa yang sebenarnya terjadi bukan hanya berdasar pada opini.
Dengan komitmen ini, masyarakat bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan akurat.
Jurnalisme pemeriksa fakta merupakan kanal berita yang berisi tentang klarifikasi terkait berita-berita yang sedang viral di tengah masyarakat. Adanya jurnalisme pemeriksa fakta menjadi salah satu langkah untuk melawan maraknya berita hoax.
Jurnalisme pemeriksa fakta memberikan klarifikasi akan suatu isu dengan melakukan beberapa proses untuk mendapatkan jawaban secara aktual. Dengan adanya jurnalisme pemeriksa fakta, masyarakat dapat lebih paham dan mendapat klarifikasi yang jelas akan suatu isu yang beredar.