Lihat ke Halaman Asli

TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Diperbarui: 29 Juni 2021   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah satu tahun lebih sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia terjadi dan sudah banyak membawa perubahan di berbagai sektor kehidupan. Pandemi yang tidak terduga ini tentu saja juga berdampak pada pendidikan nasional pada saat ini yang mengalami perubahan drastis. Semua pembelajaran formal yang dilakukan secara langsung (tatap muka) digantikan dengan pembelajaran secara daring. Pemerintah mengambil langkah ini dengan tujuan menghindari penyebaran virus dan sebagai warga negara, sudah kewajiban kita untuk menghormati keputusan pemerintah.

Perubahan yang tiba-tiba ini tentu saja bukan hal mudah. Bohong jika setiap pihak yang terlibat tidak merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Murid, pendidik bahakan orang tua harus berusaha untuk beradaptasi dengan keadaan. Media yang paling bisa kita andalkan saat ini hanyalah teknologi. Pembelajaran jarak jauh menjadikan teknologi sebagai satu-satunya media komunikasi sekaligus belajar bagi semua phak yang terlibat. Kegiatan belajar mengajar yang baik demi tercapainya berbagai kompetensi yang sudah ditentkan menjadi sangat penting. Dalam eksekusinya, perlu ada suatu hubungan yang baik antara orang tua dan guru demi keberhasilan tercapainya kompetensi tersebut.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan sebenarnya bukan hal yang baru, namun penggunaannya sebagai media utama memang hal yang baru. Namun dibalik itu semua, tidak dapat dipungkiri, teknologi banyak membantu dalam keadaan seperti sekarang sehingga proses belajar mengajar masih dapat dilaksanakan. Meski begitu, penerapan pembelajaraan secara daring tentu saja masih memilki banyak kendala selama kurang lebih setahun pelaksanaannya. Hal inilah yang mengurangi efektivitas dari proses belajar mengajar secara daring. Beberapa hambatan yang banyak terjadi selama pembelajaran daring adalah

  1. Metode daring masih sulit untuk dilakukan disemua daerah karena faktor sulitnya akses internet di daerah yang tertinggal. Terbatasnya pemerataan teknologi membuat daerah tertinggal belum bisa melakukan pembelajaran secra daring. Selain itu, satuan pendidikannya sendiri belum familiar dengan perkembanga teknologi informasi dan komunikasi. Bahkan di daerah yang sidah ada internet pun, belum tentu semua lembaga pendidikannya dapat menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh internet dan teknologi secara maksimal.
  2. Penguasaaan teknologi yang masih kurang baik oleh guru, siswa maupun orang tua murid. Memang penggunaan teknologi seperti misalnya telepon genggam atau laptop sudah sangat umum bagi banyak orang. Namun menggunakannya sebagai media utama tentu saja adalah hal yang baru. Menggunakan Zoom, Whatsapp, Google Classroom dan lain sebagainya juga menjadi hal yang baru. Hal ini menjadi lebih sulit bagi guru dan orang tua murid yang sudah cukup tua secara usia.
  3. Sarana dan prasarana yang ada kurang memadai. Seperti yang kita tahu, untuk melaksanakan pembelajaran secara daring berarti teknologi dari gadget yang kita punya pun harus canggih. Untuk menikmati kecanggihan tersebut tentu saja kita harus mengeluarkan dana yang tentu saja tidak murah. Jutaan rupiah perlu siap dikantong bila kita mau mengakses teknologi tersebut dan mengikuti pembelajaran daring. Masalahnya, tidak semua siswa berasal dari keluarga yang berada. Jangankan siswa, guru pun belum tentu terbebas dari keterbatasan ekonomi. Hal ini tentu saja menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran daring saat pandemi berlangsung.

Dilema dialami baik oleh guru, siswa maupun orang tua. Guru kesulitan untuk memberikan nilai kepada siswanya karena adanya kemungkinan tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain atau bahkan tidak dikerjakan sama sekali. Bagi orang tua, jika memiliki anak lebih dari satu, akan menjadi lebih sulit bagi mereka untuk mendampingi mereka. Bahkan yang memiliki anak tunggal pun bisa merasa kesulitan karena pekerjaan atau kesibukannya masing-masing. Para murid juga memiliki dilemanya sendiri, misalnya kesulitannya mereka untuk memahami pembelajaran yang disampaikan secara daring. Pembelajaran secara langsung saja sulit, apalagi pembelajaran yang dilakukan secara daring?

Pemanfaatan teknologi bagaimanapun akan menjadi suatu keharusan demi tetap berlangsungnya dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Pola pembelajaran yang ada tentu saja mengalami peruabahan yang hampir menyeluruh karena sekarang pembelajaran dilakukan secara interaktif. 

Siswa juga jadi lebih dituntut untuk mandiri, mencari bahan-bahan pembelajarannya melalui internet. Sedangkan untuk murid Taman Kanak-Kanak dan juga Sekolah Dasar lebih membutuhkan orang tuanya pada sistem pembelajaran seperti sekarang karena mereka masih memerlukan bimbingan dan perhatian yang lebih.

Teknologi banyak membantu juga untuk mempertahankan komunikasi yang baik. Bagaimanapun, komunikasi yang dilakukan tanpa mengenal wajah dari lawan bicara akan menjadi lebih sulit. Apalagi dalam hubungan guru dan murid yang tidak terjalin sebentar. Guru dan siswa bisa berinteraksi secara langsung, bertukar pikiran dan juga menguatkan interaksi demi keberhasilan proses belajar mengajar.

Dari hambatan dan juga pemanfaatan teknologi yang sudah disebutkan datas, kita perlu menyadari bahwa penting bagi setiap pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Kreativitas dari setiap individu juga menjadi sangat penting agar menciptakan kenyamanan. Selain itu, hal ini juga membantu untuk mengurangi beban dari sulitnya keadaan yang sedang kita lewati bersama-sama.

Penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan perlu dilakukan oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Pemerintah sendiri memiliki peran penting dalam hal mengenai kebijakan, alokasi dana dan pengadaan barang serta jasa dalan rangka penganangan Covid-19. Orang tua  sebagai pendidik utama memiliki peran untuk mendidik anaknya dan memberikan pengertian atas pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya, baik itu pembelajaran yang bersifat akademik maupun non-akademik.

Selain pemerintah dan orang tua, guru sebagai pendidik di sekolah memiliki peran sebagai pendorong, pemberi semagat dan juga tetap memberikan materi pembelajaran semaksimal mungkin. Karena disaat seperti itu, siswa akan mudah lelah secara fisik maupun psikis. Lalu yang terakhir sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus tanggap dalam menghadapi perubahan. Sekolah harus sigap dalam melaksanakan instruksi dari pemerintah agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pengawasan terhadap guru juga perlu tetap dilakukan agar proses belajar mengajar bisa memberikan hasil yang maksimal.

Pandemi memang memiliki dampak yang bagi kita, namun bukan berarti gerakan kita menjadi terbatas. Pemerintah sudah mengusahakan yang terbaik demi terlaksananya proses belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19, maka sudah seharusnya kita untuk bersyukur dan juga melakukan yang terbaik demi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Jangan jadikan pandemi sebagai alasan bagi kita untuk bermalas-malasan, tapi jadikanlah ini sebagai cara lain untuk belajar dan juga proses menjadi dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline