Setiap manusia pasti akan hidup berkeluarga dan bermasyarakat dan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari tentunya tidak terlepas dari kegiatan berinteraksi karena interaksi itu merupakan bagian yang fundamental dalam kehidupan manusia. Predikat manusia sebagai mahkluk sosial sudah sepantasnya melakukan interaksi dalam berbagai bentuk seperti, berbicara, tukar menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, membagi pengalaman, bekerjasama dengan orang lain sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup anggota keluarga tentu sangat diperlukan adanya interaksi yang baik dan intensif di antara individu- individu dalam keluarga.
Begitu juga sebaliknya orang tua selalu berinteraksi dan mengkomunikasikan pesan-pesan kepada anak-anak maupun anggota keluarga lainnya yang bersifat mendidik, sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai keharmonisan dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat. Mengingat interaksi itu merupakan salah satu bentuk hubungan yang wajib dilaksanakan oleh manusia sebagai makhluk sosial dan juga sebagai makhluk individu, baik kehidupan keluarga maupun bermasyarakat (Santosa, 1999).
Harold Bethel dalam Santosa (1999). Hilangnya interaksi dalam kehidupan keluarga merupakan suatu pertanda hilangnya hakekat manusia sebagai makhluk sosial, karena setiap anggota keluarga dalam kehidupan sehari-harinya harus berkomunikasi satu dengan yang lainnya sebagai upaya mempertahankan keharmonisan keluarga. Dalam perspektif sosiologis, keluarga itu merupakan lingkungan sosial yang pertama diperkenalkan kepada anak-anak sebagai anggota baru, yang dapat dikatakan bahwa seorang anak itu mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di dalam lingkugan keluarga. Interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain menyebabkan seorang anak menyadari akan dirinya bahwa mereka dapat berperan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Keluarga dilihat dalam perspektif pendidikan merupakan pusat pendidikan informal dan sekaligus merupakan lembaga yang pertama dan utama pendidikan anak, dimana dalam konteks ini orang tua sesunggguhnya seorang guru yang berperan mendidik anak-anaknya serta penanggung-jawab terhadap kebutuhan hidup anak maupun anggota keluarga yang lainnya.
Karena orang tua sebagai guru utama yang bersifat informal sudah menjadi keharusan untuk memberikan contoh-contoh yang baik, membimbing, mengasuh dengan baik, dan mengajak mereka berinteraksi agar perilaku anak mencerminkan nilai-nilai yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan keluarga maupun bermasyarakat. Schramm (1976) sebagai pakar komunikasi menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak mungkin dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena masyarakat tidak bisa terbentuk dan berkembang tanpa adanya komunikasi dan interaksi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik dengan fenomena dan permasalahan yang tampak terjadi di Desa Kumuluk Kecamatan Tiom Kabupaten Lanny Jaya dan mengangkatnya ke dalam penelitian-
judul "peranan interaksi anggota keluarga dalam upaya mempertahankan harmonisasi kehidupan keluarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H