Dilan 1990, salah satu novel populer yang sedang diperbincangkan kalayak ramai khusunya para remaja. Novel karya Pidi Baiq tersebut diawali dengan perkenalan tokoh Milea. Menggunakan sudut pandang pertama, tokoh Milea pada novel itu menceritakan tentang dirinya dengan cara yang unik.
"Namaku Milea. Milea Adnan Hussain. Jenis kelamin perempuan, dan tadi baru selesai makan jeruk." (Hal. 13 PDF)
Sama halnya dengan novel lain yang digemari para remaja, Dilan 1990 mengusung tema romansa. Hampir dari setiap kalimat pada awal hingga akhir novel mengandung unsur percintaan. Ramalan menjadi salah satu hal identik yang digunakan penulis untuk menyampaikan tema daripada novel tersebut.
"Boleh gak aku ramal?"
"Ramal?" Aku langsung heran dengan pertanyaannya. Kok, meramal? Kok, bukan kenalan?
"Iya," katanya. "Aku ramal, kita akan bertemu di kantin." (Hal. 20 PDF)
Berangkat dari pengenalan tokoh utama, Pidi Baiq menceritakan kisah sederhana perjuangan Dilan untuk mendapatkan hati Milea. Perjuangan tersebut dimulai ketika tokoh Milea yang harus pindah ke Bandung karena alokasi pekerjaan ayahnya yang mana adalah seorang tentara. Seperti julukannya, penulis menggambarkan Bandung sebagai kota yang indah. Kota kembang tersebut dapat memikat hati Milea sebagai pendatang baru. Bandung yang menjadi latar utama, khususnya sekolah merupakan tempat penuh kenangan bagi tokoh Aku, karena disanalah kisah-kisah bersama Dilan terjadi.
"Bagiku, itu adalah sekolah yang paling romantis se dunia, atau kalau enggak, minimal se-Asia, lah. Bangunannya sudah tua, tapi masih bagus karena keurus." (Hal. 16 PDF)
Bukanlah hal yang aneh jika Dilan memperjuangkan Milea, karena memang dia digambarkan sebagai wanita yang ramah. Oleh karena itu, tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk Milea dapat memikat hati para temannya di Bandung.
"Aku hanya murid baru. Baru dua minggu.
...