Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Hidup Itu Lebih Banyak Terasa Beratnya daripada Ringan dan Kebahagiaanya?

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang semua butuh pemahaman dan pengertian yang sempurna, tapi masalahnya tidak ada manusia yang sempurna. Terjatuh, tertatih dan harus merasakan semuanya sendiri itu sudah biasa. Manusia hanya se-onggok raga yang bernyawa. Bagaikan sehelai kapas yang mau tidak mau harus terombang-ambing oleh angin yang terkadang memuncak, terkadang terjatuh dan terkadang harus terhempas pada suatu titik keadaan. Sehelai kapas yang sejatinya tanpa arah..

Manusia hanya butuh kekuatan dalam kesakitannya, dalam kesendiriannya, dan dalam ketidak sempurnaannya. Tak usah banyak berkata dan tak usah banyak membantah. Untuk apa mengatur yang sudah diatur oleh-NYA?.. karena semua pasti akan terjawab oleh waktu.

Membuka hati dan menancapkan keyakinan dalam semua hal adalah bukan sesuatu yang mudah, tetapi kehilangan jati diri dan keyakinan sangatlah lebih mudah. Kenyataan memang sering tidak bersahabat, namun itulah keadaan yang harus dijalani dan dihadapi.

Secuil senyuman yang penuh harap, dua bola mata kecil yang mencoba menatap masa depan karena impiannya. Segenggam otak yang berusaha mencari solusi, dan segumpal hati yang berusaha menyadarkan dan melindungi pikirannya.

Pada dasarnya tak ada kekuatan dan daya apapun pada diri manusia bahkan pada semua makhluk di dunia ini. Hanya kasih sayang Tuhan yang senantiasa menjadi dasar segala drama di atas panggung sandiwara ini.

Hidup ternyata tidak mudah, mustahil jika tak pernah ada yang menderita. Uang tidak bisa menjamin kebahagiaan, jabatan/kedudukan juga tidak bisa menjamin kebahagiaan, dan cinta pun kenyataannya juga tidak bisa menjamin kebahagiaan. Lalu apa sebenarnya hidup ini.....?? padahal kebahagiaan adalah tujuan semua makhluk yang bernafas.

Tuhan.. Engkaulah yang tahu semuanya. Sebenarnya tak pantas aku bertanya atau mengeluh bahkan kekhilafan ku membawaku hingga mampu mencaci-Mu. Semua itu adalah kesalahan besar. Engkau ciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna di atas bumi ini, tapi tetaplah manusia itu adalah dlo’if. Kesalahan dan kekhilafan adalah milik manusia. Manusia hanya ingin sempurna di antara ketidak sempurnaan itu..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline