Lihat ke Halaman Asli

Natasha GuspiniFitria

Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Restorasi Ekonomi Indonesia Melalui Tradisi Beas Parelek

Diperbarui: 14 November 2022   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awal tahun 2020, Indonesia dikejutkan dengan adanya wabah yang dikenal masyarakat sebagai virus Covid-19. Wabah ini mempengaruhi hampir seluruh sektor kehidupan yang ada di dunia termasuk Indonesia. Salah satu sektor yang terdampak di Indonesia yaitu sektor Ekonomi. Setelah adanya pandemi Covid-19, ekonomi di Indonesia menurun drastis. Salah satu sebab menurunnya ekonomi di Indonesia yaitu pembatasan-pembatasan yang di lakukan oleh berbagai negara yang memasok kebutuhan Indonesia.

United Nation Development Program memprediksi bahwa pandemi Covid-19 ini dapat meningkatkan terjadinya kemiskinan dan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Jika dampak pandemi Covid-19 ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dikhawatirkan adanya kemiskinan dan ketidaksejahteraan masyarakat di Indonesia yang berlanjut.

Upaya pemerintah dalam menangani masalah pandemi ini yaitu dengan membuat kebijakan untuk meminimalisir penyebaran wabah salah satunya dengan cara work from home atau yang sering kita dengar yaitu bekerja dari rumah. Selain membuat kebijakan mengenai work from home, pemerintah Indonesia juga bisa menerapkan tradisi beas parelek atau jimpitan untuk membantu mencegah kemiskinan dan ketidahteraan masyarakat indonesia.

Tradisi beas perelek merupakan manifestasi dari falsafah Sunda buhun, "silih asah, silih asih, silih asuh". Beas parelek merupakan tradsisi turun temurun masyarakat sunda untuk menjaga stabilitas pangan. Beas parelek biasanya digunakan oleh masyarakat untuk saling membantu dalam menstabilkan pangan didesa tersebut. Beas parelek sendiri memiliki cara kerja yang unik, yaitu dengan menuangkan beras atau memberi beras kepada tokoh masyarakat atau kepada petugas yang sudah di tunjuk oleh daerah setempat yang berkeliling membawa wadah untuk mengumpulkan beras tersebut. Setelah beras tersebut terkumpul,maka beras tersebut akan dibagikan kepada masyarakat pra-sejahtera (masyarakaat yang membutuhkan) secara adil dan merata.

Secara tidak langsung tradisi beas parelek ini memberi manfaat dengan melatih rasa kepedulian dan keikhlasan masyarakat dalam berbagi untuk membantu sesama manusia. Mayarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk bahu-membahu melakukan kegiatan yang menyangkut kemaslahatan bersama.

https://management-feb.umy.ac.id/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline