"Membaca buku untuk pertama kalinya seperti berkenalan dengan seorang teman baru; membacanya untuk kedua kali seperti bertemu dengan teman lama." - unknown
Selamat hari buku sedunia! Di hari Buku Sedunia yang bertepatan pada tanggal 23 April 2021 ini, saya akan mengajak anda sekalian berkunjung ke Perpustakaan Nasional yang terletak di Jl. Medan Merdeka Selatan No.11, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat. Bagi kalian yang belum pernah ke Perpustakaan Nasional dan berencana mengunjunginya dalam waktu dekat, kalian wajib membaca artikel ini sampai akhir.
Perpustakaan Nasional ini ternyata merupakan bangunan perpustakaan yang baru, sementara bangunan yang lama terletak di Jl. Salemba Raya, Kec. Senen, Jakarta Pusat. Pada hari pertama saya mengunjungi Perpusnas sendiri saya nyasar dan malah sampai ke bangunan lama yang ternyata berdasarkan keterangan dari satpam yang bertugas, isinya adalah koran dan majalah lama. Semua buku buku sudah dipindahkan ke gedung baru yang terletak di Jl. Medan Merdeka Selatan. Untungnya karena saya diantar oleh supir, saya bisa dengan segera melesat ke gedung Perpusnas yang baru.
Setiap harinya, Perpusnas hanya menerima kuota pengunjung yang terbatas sejak pandemi covid 19, yaitu sebanyak 2.000 orang saja. Karenanya, semua pengunjung wajib melakukan "reservasi" terlebih dahulu yaitu dengan mendaftarkan nama lengkap, nomor induk kependudukan, dan nomor telepon kita melalui website resmi Perpusnas di kunjungan.perpusnas.go.id. Setelah selesai mendaftar, sebuah QR Code akan muncul dan akan menjadi tiket masuk dan keluar bagi kita nanti. Sebagai catatan tambahan, pendaftaran harus dilakukan di hari yang sama ketika kita akan mengunjungi perpustakaan, oleh karena itu usahakan mendaftar di pagi hari sehingga kamu akan mendapatkan tempat.
Perpusnas sendiri hanya buka di hari Senin sampai Jumat, dari pukul 8.00 pagi sampai 17.00 petang, tetapi selama bulan puasa, perpustakaan akan tutup lebih cepat yaitu di jam 14.30 siang. Gedung Perpusnas yang dibangun pada tanggal 17 Mei 1980 ini sangatlah megah, sehingga tidak heran bahwa Perpusnas merupakan salah satu perpustakaan tertinggi di dunia, dengan ketinggian mencapai 126.3 meter, dengan total keseluruhan 27 lantai dan 3 buah ruang bawah tanah, seperti dilansir oleh KOMPAS.com
Sebelum kalian memasuki gedung Perpusnas, kalian akan melewati sebuah screening disinfektan, mencuci tangan, dan mengukur suhu tubuh. Pastikan selama kalian berada di dalam gedung pun jangan lupa untuk tetap menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang orang demi menghindari terbentuknya cluster baru. Memasuki gedung Perpusnas, kalian juga akan disambut dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diputar melalui pengeras suara. Sesampainya saya di dalam, saya pun segera naik ke lantai 2 untuk berkeliling dan membuat kartu perpustakaan.
Sebenarnya membuat kartu keanggotaan perpustakaan sendiri opsional, tetapi jika kalian ingin meminjam buku dan memakai ruang baca pribadi, maka kartu keanggotaan dibutuhkan sebagai persyaratan utama. Membuat kartu keanggotaan sebenarnya cukup mudah, kalian akan mengisi data diri di salah satu komputer yang kosong dan segera setelah itu, nomor antrian akan keluar dan kalian akan dipanggil menuju counter untuk melakukan sesi foto dan kartu keanggotaan kalian pun selesai. Karena pada saat itu saya datang hari Jumat dan saya sempat nyasar, keadaan sudah ramai dan banyak sekali orang yang mengantri untuk mendapatkan kartu keanggotaan.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya saya dipanggil dan kartu saya selesai. Pembuatan kartu keanggotaan Perpusnas tidak dipungut biaya sama sekali, tetapi kartu ini dibuat sekali seumur hidup, dan jika kartu keanggotaan tersebut hilang, teman teman harus membuat surat laporan ke polisi, sehingga simpanlah kartu keanggotaan perpustakaan kalian sebaik mungkin. Setelah mendapatkan kartu, saya pun bergegas menaiki lift untuk memilih lantai berapa yang nyaman untuk saya duduk dan membaca novel yang sengaja saya bawa dari rumah. Akhirnya setelah menimbang nimbang, pilihan saya pun jatuh ke lantai 16, tempat dimana akhirnya saya bisa bersantai membaca buku sembari melihat pemandangan Monumen Nasional yang terletak di seberang Perpusnas.