Pilpres yang merupakan babak kedua dari Pesta Demokrasi di Indonesia setelah Pileg, sebentar lagi akan segera dilaksanakan. Tiga partai yang mendapatkan suara paling banyak, berlomba-lomba mempersiapkan partai mereka untuk menjadi pemenang di babak kedua tersebut. Setiap Capresnya pun berusaha mencari koalisi dan dukungan dari berbagai pihak.
Salah satu Capres yang paling banyak mendapatkan sorotan adalah Jokowi yang merupakan Capres dari Partai PDI-P. Setiap pergerakan dan usahanya dalam melobi berbagai pihak selalu ramai dibicarakan berbagai media. Apakah media-media tersebut memang murni hanya sekedar untuk memberikan berita kepada masyarakat atau memang untuk menaikkan pamor sang Capres? Ya, hanya mereka yang tahu.
Selain media, pihak lain yang juga ikut menyoroti Jokowi adalah salah satu akun anonim di Twitter dengan nama @kurawa. Melalui akun twitternya ia membahas mengenai Jokowi yang ikut serta dalam pencapresan, tetapi tidak mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Akun ini mengatakan bahwa sebaiknya Jokowi segera keluar dari zona aman dengan mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta karena sudah menjadi salah satu Capres. Ada tiga hal mengapa akun ini berpendapat Jokowi segera mengajukan pengunduran diri, yaitu
[caption id="attachment_332938" align="aligncenter" width="432" caption="Sumber: http://chirpstory.com/li/201582"][/caption]
Saya setuju dengan tiga hal di atas, khususnya yang nomor 3 karena setiap usaha Jokowi untuk berkampanye dan mencari dukungan untuk dirinya akan dijadikan sebagai senjata oleh para haters sebagai black campaign untuk menyerang Jokowi dengan label telah melakukan pencurian waktu atau bisa juga dibilang korupsi waktu.
Selain itu, apabila dia tidak segera mundur dari jabatannya sebagai Gubernur akan berdampak pada pendanaan juga seperti yang dijelaskan oleh akun tersebut.
[caption id="attachment_332939" align="aligncenter" width="445" caption="Sumber: http://chirpstory.com/li/201582"]
[/caption]
Kalau nantinya begitu yang akan rugi adalah Jokowi sendiri. Jadi, menurut saya juga sebaiknya Jokowi segera mundur dari Gubernur DKI Jakarta dan fokus dalam pencapresan. Jabatan Gubernur DKI Jakarta lebih baik diserahkan kepada Ahok yang menurut saya lebih tegas daripada Gubernurnya sendiri.
Menurut saya yang dilakukan oleh Jokowi juga sama seperti melakukan Poligami yang dalam kasus ini Poligami dalam jabatan. Seperti halnya orang yang mencari istri baru dengan tidak mau melepas istri lama yang terkadang juga setelah mendapatkan istri baru, istri lama ditinggalkan. Jokowi dalam kasus ini tidak mau melepaskan jabatan lama apabila belum pasti mendapatkan jabatan yang baru
Mundurnya Jokowi juga akan membuktikan bahwa dia bukan seorang pemimpin yang oportunitis dengan berani melepas jabatan sebagai Gubernur dan maju sebagai Capres.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H