Lihat ke Halaman Asli

Natasha Agustina

Mahasiswa S1 Bioteknologi

Interaksi Mikroorganisme Tanah Mempengaruhi Nasi yang Kita Konsumsi, Kok Bisa?

Diperbarui: 19 Juli 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan dari tanah, tumbuhnya padi, hingga menjadi nasi | Foto: Canva 

Pernahkah Anda berpikir bahwa nasi yang kita makan setiap hari sangat dipengaruhi oleh mikroorganisme kecil yang hidup di tanah? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara mikroorganisme tanah dan tanaman padi dapat sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen. Ini adalah kabar baik bagi petani dan juga kita sebagai konsumen, karena beras yang lebih berkualitas berarti nutrisi yang lebih baik di piring kita. 

Mikroorganisme tanah memiliki peran vital dalam mendukung kesehatan tanaman. Mereka membantu memecah bahan organik dan mineral di tanah sehingga lebih mudah diserap oleh akar tanaman. Selain itu, mikroorganisme ini juga meningkatkan struktur tanah dan membantu tanaman melawan patogen. Contoh mikroorganisme yang berperan dalam hal ini adalah Azospirillum sp., yang membantu fiksasi nitrogen, dan Agrobacterium rhizogenes, yang meningkatkan penyerapan nutrisi melalui induksi rambut akar. 

Penggunaan pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme ini menjadi inovasi penting dalam pertanian modern. Pupuk hayati tidak hanya menyediakan nutrisi langsung, tetapi juga meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Dengan tanah yang lebih hidup, tanaman padi dapat tumbuh lebih subur dan menghasilkan lebih banyak bulir padi, bahkan dalam kondisi yang kurang ideal. 

Selain membantu tanaman tumbuh lebih baik, mikroorganisme tanah juga berperan dalam melindungi tanaman dari penyakit. Mereka membantu memperkuat struktur akar dan meningkatkan kesehatan tanaman secara keseluruhan. Tanaman yang sehat dan terlindungi dari penyakit tentu akan menghasilkan beras yang lebih baik, yang pada akhirnya sampai ke meja makan kita. 

Namun, penting untuk diingat bahwa ekosistem tanah ini sangat rapuh. Penggunaan berlebihan pupuk kimia dan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dapat merusak populasi mikroorganisme yang bermanfaat. Oleh karena itu, beralih ke praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan memastikan keberlanjutan produksi pangan yang berkualitas. 

Jadi, setiap kali kita menyantap nasi, ingatlah bahwa di balik sebutir nasi ada kerja keras bukan hanya para petani, tetapi juga mikroorganisme tanah yang tak terlihat. Mereka bekerja tanpa henti untuk memastikan kita mendapatkan makanan yang sehat dan berkualitas. Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih menghargai pentingnya pertanian berkelanjutan yang mendukung keseimbangan alam dan kesejahteraan jangka panjang. 

Sumber: 

Chauhan, P., Sharma, N., Tapwal, A., Kumar, A., Verma, G. S., Meena, M. & Swapnil, P. (2023). Soil microbiome: diversity, benefits and interactions with plants. Sustainability, 15(19), 14643. 

Deng, X., Yin, H., Tan, H., Li, Y., Wu, C., & Su, J. (2023). Response of soil microbial community diversity to long-term cultivation of rice (Oryza sativa L.)/cherry tomato (Lycopersicon esculentum mill.) in rotation. Sustainability, 15(13), 10148. 

Li, J., Liu, K. L., Chen, J., Xie, J., Jiang, Y., Deng, G. Q., ... & Chen, J. (2023). New insights from soil microorganisms for sustainable double rice-cropping system with 37-year manure fertilization. Agronomy, 13(1), 261.Canva




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline