Lihat ke Halaman Asli

Revolusi Bumi: Sebab dan Akibatnya

Diperbarui: 4 September 2017   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revolusi ialah pergerakan berputarnya planet mengelilingi pusat sistem tata surya. Bumi yang merupakan planet juga mengalami revolusi. Revolusi bumi ini mengitari matahari sebagai objek pusat tata surya. Sebelumnya, pada sekitar Awal Abad Masehi, seorang astrolog bernama Claudius Ptolomeus memperkenalkan teori Geosentris yang menjelaskan bahwa seluruh planet menjadikan bumi sebagai pusatnya. Di abadnya, ilmuwan seperti Aristoteles, Phytagoras, Anaximander, Socrates, dan Plato mendukung dengan apa adanya teori Geosentris tersebut. Teori ini kemudian dibantah oleh Nicolaus Copernicus pada sekitar abad 15 Masehi dengan teori Heliosentris.

 Teori Heliosentris menyatakan bahwa matahari yang menjadi pusat seluruh benda luar angkasa termasuk bumi. Teori ini di masanya juga didukung oleh beberapa ilmuwan astrologi lainnya seperti Issac Newton, Galileo Galilei, dan Johannes Kepler. Teori Heliosentris masih dipercaya sebagai teori revolusi sampai hari ini. Revolusi yang dialami oleh bumi juga berdasarkan pada teori Heliosentris ini. Untuk lebih detail, di sini akan memaparkan tentang revolusi bumi.

Revolusi bumi terjadi karena perbedaan gaya gravitasi antara bumi sebagai planet tata surya dengan matahari sebagai pusat tata surya. Secara penelitian, gaya gravitasi matahari jauh lebih kuat dan besar daripada gaya gravitasi bumi. Hal ini menyebabkan benda-benda luar angkasa lainnya tertarik pada gravitasi matahari dan mengelilinginya. Dalam pergerakannya, bumi dan planet lainnya akan tetap mengitari matahari dalam orbit masing-masing. 

Hal ini diakibatkan oleh gaya gravitasi dari dalam planet itu sendiri yang tetap menahannya agar tidak keluar lintasan yang nantinya akan mengakibatkan tubrukan antar planet. Periode revolusi atau waktu berputar planet tergantung pada jarak dan kecepatannya. Bumi sendiri memerlukan waktu 365 hari. Jarak antara bumi-matahari terbentang sejauh 150 juta km.

Gerak semu tahunan matahari ialah salah satu akibat dari revolusi bumi. Matahari terlihat seolah-olah berpindah tempat dalam kurun waktu tertentu (22 Desember-22 Juni) dan (22 Juni-22 Desember) dari belahan bumi satu ke yang lainnya, yang ternyata hal ini juga disebabkan oleh kemiringan poros bumi yaitu 23.5. Hal ini juga yang mengakibatkan adanya perbedaan musim di dunia. Hal ini diakibatkan oleh perbedaan penerimaan cahaya matahari di setiap daerah. Secara umum ada dua macam iklim yaitu iklim tropis (dekat khatulistiwa) dan iklim subtropis (daerah diluar khatulistiwa). Iklim tropis ialah iklim dimana yang hanya mempunyai 2 musim (hujan dan kemarau), sedangkan iklim subtropis mempunyai 4 musim (panas, gugur, dingin, semi).

Penetapan Kalender Masehi merupakan efek dari revolusi bumi. Lama waktu revolusi dijadikan sebagai lamanya satu tahun di bumi. Sisa hari akan dikumpulkan yang mengakibatkan setiap empat tahun sekali akan ada tambahan satu hari yang ditambahkan pada bulan Februari sehingga bulan Februari berumur 29 hari pada tahun tersebut. Tahun ini disebut tahun kabisat. Akibat revolusi bumi lainnya adalah perbedaan lamanya siang dan malam di permukaan bumi. 

Di daerah khatulistiwa, lamanya siang dan malam hampir sama yaitu 12 jam. Hal ini akan jauh dengan apa yang terjadi di belahan bumi utara dan selatan. Di daerah tersebut, lamanya siang dan malam ditentukan berdasarkan musim. Apabila musim dingin, maka malam disana akan lebih panjang daripada siangnya. Sebaliknya, kalau musim panas, siang akan lebih panjang daripada malamnya. Hal ini juga mengakibatkan pada suhu di setiap daerah. Di daerah subtropis, suhu lebih ekstrim daripada tropis.

Perbedaan rasi bintang yang dilihat dari bumi juga salah satu akibat dari revolusi bumi. Revolusi bumi yang menyebabkan jarak dan tempat bintang yang dilihat dari bumi berbeda-beda. Dari itulah manusia dapat melihat berbagai macam rasi bintang yang terkadang dikaitkan oleh manusia dengan kepercayaan mereka. Selain dampak yang telah dijelaskan di atas, kemungkinan masih akan ada hal yang terjadi lainnya.

Revolusi bumi terjadi di setiap satuan waktu. Bumi akan terus berputar mengelilingi matahari sebagai kejadian alam yang nyata. Kejadian yang terus-menerus terjadi akan mengakibatkan dampak yang mungkin berkelanjutan. Seluruh sistem kehidupan yang ada akan terpengaruh oleh adanya revolusi. Revolusi yang mana akan mempengaruhi musim, waktu, serta jalannya kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Meskipun jarang diketahui, sebenarnya revolusi juga merupakan komponen penting dalam sistem kehidupan secara tak langsung.

Daftar Pustaka :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline