Lihat ke Halaman Asli

"Rumah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Pulang bukan lagi jadi hal yang paling kutunggu. Padahal, kukira tak ada tempat seindah rumah. Tak ada tempat sehangat rumah. Nyatanya, semua kira-kira itu tak jadi nyata. Dulu mungkin memang iya, tapi sekarang sudah bukan lagi. Semua berubah saat aku diberitahu tentang hal mengejutkan itu. Aku jadi orang terakhir yang diberi tahu. Ironisnya, akulah orang pertama yang seharusnya dikabari.

Setelah itu, apa yang dulu kusebut "rumah", tak lagi terasa seperti rumah. Aku seperti disadarkan kalau "rumah" itu hanya ilusi semata agar manusia mau tinggal berlama lama di bumi ini. Entah disengaja atau tidak, takdir membuka sedikit rahasia hidup padaku. Bahwa "rumah" manusia adalah bumi ini, surga di atas sana, atau neraka di bawah bumi. Entah yang mana rumahku. Tapi yang jelas, bangunan kokoh ini bukan lagi rumahku. Ah, atau mungkin dari dulu ini memang bukan rumahku.

"Pulang" adalah konsep yang membingungkan bagiku. - Partikel




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline