Lihat ke Halaman Asli

Preman Berkedok Pengamen yang Meresahkan Pengguna Angkutan Umum

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Preman berkedok pengamen banyak dijumpai dibeberapa daerah, terutama di kota. Preman berkedok pengamen sering kali melakukan aksinya di angkutan kota, metromini, kopaja, dan bus. Preman berkedok pengamen ini melakukan aksinya tidak hanya satu orang, biasanya terdapat dua orang preman atau bahkan lebih. Preman berkedok pengamen adalah Orang yang meminta uang dengan berkedok sebagai pengamen, tapi dalam ‘mengamen’ Ia menebar teror yang membuat orang jadi merasa takut dan kemudian memberikan uang.

Pengamen dikatakan preman karena penampilan mereka lebih selayaknya preman, tidak seperti pengamen pada umumnya yang membawa alat music. Mereka hanya bisa berpidato dengan nada tinggi atau membentak-bentak penumpang. Ujung-ujungnya mereka meminta uang kepada penumpang dan berkata “Daripada saya mencuri lebih baik saya meminta uang langsung kepada anda semua.” Para penumpang, terutama perempuan, sering dipaksa memberi uang Rp 1.000-Rp 5.000. Jika penumpang tidak memberikan uang kepada mereka, para preman berkedok pengamen ini sering kali memaksa penumpang angkutan umum agar memberikan uang kepada mereka, bahkan jika ada penumpang yang hanya memberikan uang senilai Rp. 500, preman pengamen ini tidak mau menerimanya dan meminta lagi uang kepada penumpang itu, bahkan beberapa preman pengamen melempar uang Rp. 500 kepada penumpang yang memberikan uang tersebut. Tindakan yang lebih berbahaya adalah beberapa preman pengamen yang tidak diberikan uang oleh penumpang akan merebut tas atau barang berharga penumpang kemudian melarikan diri, aksi ini lebih sering terjadi di angkutan kota karna lebih memudahkan preman tersebut untuk melarikan diri. Tidak ada penumpang yang berani melawan mereka karena takut dilukai dengan senjata tajam atau kalah jumlah karena tidak ada penumpang lain dan kondektur yang mau membantu.

Rendahnya tingkat pengamanan dalam angkutan umum membuat preman menjadi bebas berkeliaran, Padahal kejahatan di angkutan umum sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Porli sudah melakukan operasi untuk memerangi premanisme, akan tetapi operasi ini hanya bersifat sesaat. Tabiat pembiaran selalu saja terulang sehingga premanisme mendapatkan ruang yang nyaman untuk mengangkangi hukum. Untuk memberantas premanisme perlu ketegasan yang berkelanjutan. Pantang ada lagi aparat yang bersahabat dengan preman. Di situlah kredibilitas Polri dipertaruhkan. Masyarakat pengguna angkutan umum sangat berharap pemerintah dapat lebih giat lagi dalam memberantas premanisme agar penumpang dapat menikmati angkutan umum dengan aman dan nyaman. Jika angkutan umum bebas dari preman, pengendara kendaraan pribadi tidak akan segan pindah ke angkutan umum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline