Lihat ke Halaman Asli

Natara

Blogger

Opsi, Membangun Demi Keadilan yang Menangkal Kritikan Tanpa Dasar

Diperbarui: 21 Desember 2018   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sudah menjadi hal yang lumrah, tiap kali akan memasuki tahun politik atau tahun dimana akan digelarnya pemilu, suasana di Indonesia terasa agak sedikit 'panas' dibanding biasanya. Persaingan antar kubu yang akan berlaga tersebut bisa dibilang cukup ketat. Saling menyerang satu sama lain lewat berbagai persoalan, salah satu yang paling sering diperdebatkan adalah perihal utang Indonesia.

Angka hutang Indonesia yang terlihat makin meningkat, akhirnya membuat banyak masyarakat yang langsung mentah-mentah mengkritik pemerintah tanpa dasar, oleh karena itu agar semua dapat lebih jelas dan tersampaikan ke masyarakat awam, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas RI, Bambang Brojonegoro pun menggelar diskusi publik di acara Opsi bertema "Membangun demi keadilan" yang disiarkan secara live di Metro TV pada 17 Desember 2018 lalu.

Dalam acara yang dipandu oleh presenter cantik Kak Aviani Malik tersebut, Pak Bambang Brojonegoro sempat mengungkapkan bahwa kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan memang membuat pemerintah agak sedikit kewalahan untuk mewujudkan keadilan yang merata bagi semua masyarakat Indonesia. 

Kondisi geografis ini menjadi tantangan tersendiri dalam pemerataan di segala bidang, sebagai contoh, tantangan pemerataan listrik di negara yang hanya terdiri dari daratan tentu akan lebih mudah dibanding Indonesia yang setiap daerahnya dipisahkan dengan lautan bukan...?

dokpri

Nah dari semua tantangan yang harus dilalui Indonesia demi kata keadilan tadi, otomatis akan membuat semua yang dilakukan pemerintah membutuhkan biaya operasional yang besar. Dari sinilah asal muasal utang kita terlihat makin meningkat tersebut. 

Padahal sebenarnya meski angka hutang itu terlihat meningkat dari tahun ke tahun, namun jika dilihat secara keseluruhan termasuk dengan membandingkan tingkat GDP Indonesia, maka dengan tegas semua narasumber yang hadir pun kompak menjawab Indonesia dalam keadaan aman-aman saja.

Satu hal yang harus diingat terlebih dahulu adalah, pada tahun 2015 pemerintah Indonesia memang telah mengubah kebijakan yang berkaitan dengan belanja negara, tepatnya lebih banyak belanja infrastruktur untuk pembangunan. Alasannya simpel, karena seperti yang tadi telah aku sebutkan diawal, Indonesia memang memiliki tantangan yang lebih besar dibanding negara lain. 

Jadi tanpa infrastruktur yang baik maka bisa dipastikan kemajuan Indonesia secara keseluruhan pun akan terhambat, dan demi belanja infrastruktur yang dampaknya akan dirasakan dalam jangka panjang itu, Indonesia jelas membutuhkan kucuran dana yang lebih besar.

Meski butuh dana segar untuk membangun infrastruktur tadi, pemerintah tetap mengoptimalkan belanja kebutuhan tersebut dengan menggunakan pendapatan dari dalam negri seperti pajak, cukai dan lain sebagainya. 

Hal inilah yang mengakibatkan kondisi perekonomian kita pun tetap tumbuh diatas 5%. Tak hanya itu saja, tingkat inflasi kita pun terbilang cukup terkendali yaitu masih di kisaran 3 % saja.  

dokpri

Jika dipresentasekan secara keseluruhan utang Indonesia tuh hanya senilai 30% saja, masih jauh dari batas utang yang ditetapkan oleh UU yaitu 60%. jadi ini jelas menjadi jaminan bahwa meski utang kita terlihat meningkat tapi Indonesia dapat dipastikan mampu melunasi hutang hutang tersebut tanpa tekor, dan lagi-lagi para narasumber pun menegaskan kalau Indonesia benar-benar dalam kondisi aman.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline