Lihat ke Halaman Asli

Natanael Albertus

Saya penghobby menulis karya fiksi dan non fiksi.

Go Tik Swan Sastrawan Keturunan Tionghoa Pelopor Batik

Diperbarui: 11 Mei 2021   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://lifestyle.kompas.com

Seperti biasa, pagi hari ini penulis ingin menelusuri google, kemudian penulis heran dan bertanya dalam hati, siapa sosok foto di google doodle tersebut? Telusur punya telusur ternyata foto tersebut ialah Go Tik Swan yang berpose dengan latar batik. 

Hari ini ternyata juga hari lahir Go Tik Swan, 11 Mei 2021. Saya pun heran siapa dia kok sampai dibuat figure di google doodle. 

Tokoh penyatu keberagaman Indonesia

Dilansir dari lifestyle.kompas.com (02/10/2018), Go Tik Swan merupakan tokoh pemersatu rakyat Indonesia dengan batik karyanya. Lelaki keturunan Tionghoa yang lahir di Solo ini sangat mencintai budaya, sastra dan tarian Jawa. 

Berkat ketekunannya dalam mempelajari tarian Jawa semasa kuliah, beliau berkenalan dengan Soekarno, Presiden Indonesia pertama. Misi keseniah di hadapan Bung Karno (nama panggilan Presiden Soekarno) dilingkungan istana Negara, dia memeragakan tarian Jawa. Saat itu kebetulan acara Dies Natalis Universitas Indonesia. 

Pria yang memiliki nama jawa KRT Hardjonagoro ini membuat presiden Soekarno kagum, lantas ia diundang ke Istana Negara. Inilah awal perjumpaannya dengan Bung Karno sehingga membuat Go Tik Swan diangkat sebagai staf ahli kebudayaan. 

Misi menyatukan rakyat Indonesia

Mendengar bahwa Go Tik Swan berasal dari keluarga pembatik, Bung Karno akhirnya memintanya membuat batik yang diberi nama batik Indonesia dengan tujuan menyatukan seluruh rakyat Indonesia yang di kala itu memang rentan pergolakan. 

Dalam inspirasinya, dia menemukan pengganbungan berbagai karakter batik Solo, Jogja dan pesisir sehingga terciptalah batik Indonesia. 

Penghargaan yang diterima Go Tik Swan

Penghargaan atas dedikasinya menciptakan batik diterima dari Bung Karno yakni Satya Lencana Kebudayaan. Kemudian 10 tahun peresmian Museum Art Galery Keraton, ia diangkat menjadi Bupati Anom bergelar Raden Tumenggung oleh Pakubuwono XII. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline