Lihat ke Halaman Asli

Natanael Albertus

Saya penghobby menulis karya fiksi dan non fiksi.

Sekolah Harus Punya Manajemen Perjalanan dan Risiko dalam Kepramukaan

Diperbarui: 23 Februari 2020   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edukasi.kompas, 22/2/2020

Penulis yang juga sebagai pengajar di sebuah sekolah memahami kegiatan kepramukaan yang memang masuk dalam kurikulum. Namun, sangat disayangkan apabila kegiatan tersebut mengandung risiko tingi yang mengakibatkan hilangnya nyawa siswa. Hal tersebut seperti yang terjadi pada murid SMP N 1 Turi, Sleman, Yogyakarta (20/2/2020).

Seharusnya, penyelenggara kegiatan pembelajarn siswa di alam bebas yakni sekolah wajib memiliki pengetahuan mengenai manajemen perjalanan dan risiko apa yang mungkin terjadi sebelum melaksanakan kegiatan susur sungai atau kegiatan lain, misalnya outbond. 

Kegiatan siswa yang mengandung risiko tinggi seharusnya didampingi pihak yang ahli di bidangnya. Saya tidak meremehkan para pembina guru yang notabene seorang guru, namun kemampuan guru tidak bisa setara dengan seorang ahli arung jeram atau tim dari organisasi pecinta alam. 

Mereka sudah sadar bahwa setiap kegiatan harus dilengkapi dengan pelampung, helm atau perlengkapan keselematan standar tinggi level internasional bukan level asal-asalan.

Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Amalia Yunita, dia adalah Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI). Dia mengatakan bahwa peristiwa hanyutnya siswa SMP N 1 Turi, Sleman, Yogyakarta saat melakukan susur Sungai Sempor yang mengakibatkan korban tewas patut menjadi pelajaran berharga untuk Indonesia (edukasi.kompas.com, 22/2/2020).

Semua pihak mulai dari kepala sekolah hingga pembina pramuka harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana menyusuri sungai dan pengetahuan sungai yang akan dilalui. Selain itu, pengetahuan lain yang wajib dimiliki adalah menggunakan perlengkapan keamanan yang memadai dan memahami medan kegiatan. 

Hal tersebut tidak boleh disepelekan. Misalnya, bagaimana kita harus menyeberang, bagaimana menolong jika ada yang hanyut, ke mana jalur evakuasinya, jika terjadi kecelakaan yang fatal ke mana harus dibawa, ini harus dimiliki oleh setiap pembina pramuka dan juga kepala sekolah. 

Penulis ikut berbela sungkawa atas kejadian ini, apalagi kejadian tersebut bertepatan dengan ulang tahunnya pendiri pramuka yakni Boden Powell. 

Salam.

Sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline