Industri animasi sedang mengalami perubahan besar. Selalu ada dorongan dari para kreatif dan penonton untuk benar-benar mengakui animasi sebagai bentuk seni dan metode yang indah untuk bercerita, daripada melabelinya sebagai genre seperti yang sering dilakukan oleh banyak eksekutif.
Animasi juga seharusnya dilihat sebagai medium untuk segala usia, bukan hanya sesuatu untuk penonton muda. Spider-Man: Into The Spider-Verse dan Across The Spider-Verse telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam memperkuat argumen tersebut.
Apa yang Membuat Animasi 'Into The Spider-Verse' Spesial?
Film ini menampilkan campuran indah antara gaya seni buku komik tradisional dan gaya animasi 3D yang lebih umum. Menggabungkan gaya-gaya ini memungkinkan film ini menjadi angin segar bagi industri animasi.
Dengan momen split-screen yang mirip dengan komik, gelembung teks klasik, dan perpaduan berbagai gaya animasi, film ini benar-benar berbeda dari apa pun yang pernah ada sebelumnya. Mengingat cerita film ini tentang penggabungan dimensi, pilihan ini sangat masuk akal.
Beberapa yang menonjol termasuk: Peni Parker, yang digambar dalam gaya seni anime tradisional; Spider-Ham yang menggunakan gaya seni kartun lama, bahkan melayang di atas aroma yang sedap dan dengan keras kepala menentang gravitasi; dan Spider-Noir, yang digambar dalam hitam putih untuk meniru film mata-mata aksi hidup yang menjadi inspirasinya.
Dari perubahan frame rate hingga penggunaan 2D dan 3D secara bersamaan, gerakan karakter yang tak terduga, hingga penggunaan elemen buku komik dalam visual, setiap pilihan dibuat untuk mendukung cerita dengan cara tertentu.
Penggunaan frame rate, misalnya, menunjukkan ketidakberpengalaman Miles sebagai superhero, sementara warna air dari dunia Gwen Stacy digunakan untuk mendefinisikan alam semesta baru. Terlepas dari contoh yang diambil, konsep seni spektakuler dan hasil akhirnya bekerja sama untuk menceritakan kisah jenius yang sedang bekerja.
Banyak produksi animasi lainnya membuat pilihan visual berdasarkan kebutuhan. Mungkin untuk menyelesaikan adegan tepat waktu, tetap berpegang pada anggaran, atau mempertahankan estetika tertentu. Itu adalah generalisasi, tetapi tentu ada produksi dengan kualitas lebih rendah yang gagal mempertimbangkan penggunaan animasi mereka secara unik.
Pembuatan film adalah bisnis, jadi selalu merupakan langkah besar untuk melakukan perubahan yang menyimpang dari apa yang diharapkan oleh penonton. Namun, Into The Spider-Verse menghancurkan batasan-batasan tersebut, dan untungnya, studio lain mulai memperhatikan bagaimana industri ini telah berubah.
Bagaimana Arcane Memajukan Hal Lebih Lanjut
Dirilis tiga tahun setelah Into The Spider-Verse, Arcane tayang perdana pada November 2021. Adaptasi dari game online yang menegangkan, 'League of Legends', ini berusaha membuat setiap bingkainya tampak seperti lukisan dan berhasil melakukannya.