Lihat ke Halaman Asli

Sajak Senja

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekalipun mentari tenggelam ditelam ufuk barat, ku masih menanti. Tatkala gelap mencampakkan siang jauh di ujung malam tak sedikitpun getir niat untuk menanti. Malam itu temanku, siang juga sahabatku, terkadang kumalah lebih akrab dengan malam saat berdiri menantimu. Terkatung-katung dan lesu ku berdiri dan memandang jauh kedepan, untuk sekedar mengetahui apakah bayanganmu akan segera muncul dari temaramnya lampu di ujung jalan itu, kendatipun aku tau itu hanya harap. Penantian ku terhadapmu takkan pernah berakhir, kan kuhentikan saat ku bisa melihat...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline