Menurut [1], desain basis data pada basis data terdistribusi diperlukan untuk memastikan dua hal yang sangat fundamental dalam pemrosesan data, yaitu memaksimalkan pemrosesan data lokal dan meminimalisasi 'harga' dari komunikasi antar beberapa server.
Lebih lanjut diberikan 4 alasan alasan mengenai mengapa perlu dilakukan pendekatan basis data terdistribusi pada beberapa pembangunan aplikasi komputer. Pertama usage, maksudnya adalah terkadang seorang pengguna hanya menggunakan beberapa tabel pada basis data dalam sebuah alur proses (fungsionalitas) aplikasi sehingga membagi tabel pada fragmen kecil berdasarkan pemanfaatannya merupakan salah satu solusi.
Kedua efficiency, yaitu tentu saja dengan membuat tabel dalam beberapa segmen sesuai fungsionalitas pengguna, penempatan server basis data 'sedekat' mungkin dengan penggunanya. Konsekuensi ini tentu saja dapat membuat waktu respons basis data ke query dapat diminimalisasi, yang berarti pengguna dapat langsung menerima hasil query dengan sangat cepat.
Ketiga parallel processing, dengan memiliki basis data yang terdistribusi dalam artinya membagi database dalam beberapa fragmen, yang terbagi dalam banyak fragmen, konsekuensinya adalah membagi transaksi di banyak subquery dan menjalankannya secara paralel pada fragmen yang berbeda sangat dimungkinkan.
Keempat security, pendekatan penyimpanan data maupun aplikasinya berdasarkan fragmen berarti sangat mungkin terjadi bahwa pengguna hanya dapat mengakses data pada fragmen yang bersesuaian dengan dirinya. Hal ini tentu saja berimplikasi pada metode pengaksesan data yang lebih teratur dan terukur [2].
Gambar 1 memperlihatkan salah satu cara dalam melakukan desain basis data terdistribusi menggunakan pendekatan fragmentasi vertikal. Bandingkan dengan contoh pada tulisan https://www.kompasiana.com/natalisransi/5cc3e3723ba7f750b56bdd24/desain-basis-data-terdistribusi. Gambar 1 menekankan pemisahan dilakukan berdasarkan kolom/atribut tabel tersebut. Tentu saja untuk pemisahan ini perlu dilakukan analisis terlebih dahulu.
Analisis sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan mencari kolom mana yang memiliki tingkat frekuensi yang tinggi digunakan oleh pengguna. Kolom dengan tingkat frekuensi yang tinggi tersebut bisa dijadikan dasar untuk melakukan fragmentasi.
Fragmentasi vertikal ini harus menjamin bahwa ketika terjadi penggabungan kembali terhadap tabel yang sudah difragmen, tabel dapat kembali utuh secara baik sesuai dengan desain awal.
Referensi
[1] A. Fodor and I. Lungu, "IMPLEMENTATION OF FRAGMENTATION AND REPLICATION METHODS IN DISTRIBUTED SYSTEMS," Journal of Information Systems & Operations Management, pp. 373-383, 2016. Available: https://search.proquest.com/docview/1861345791?accountid=160841.