Lihat ke Halaman Asli

Natalis Ransi

learn and share

Kenapa Harus 0 1: Bagian pertama

Diperbarui: 1 April 2019   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=USCBCmwMCDA&list=PLzdnOPI1iJNcsRwJhvksEo1tJqjIqWbN-&index=3

Tulisan ini tidak ada kaitanya dengan pesta demokrasi tanggal 17 April 2019 mendatang. Tulisan ini hanya sebagai latihan  untuk menulis beberapa rangkuman mata kuliah yang saya bawakan dikelas kuliah. Khususnya kelas sistem digital. Terima kasih sudah mau membaca.

Tulisan ini secara khusus ditujukan kepada mahasiswa saya di program Studi Ilmu Komputer FMIPA UHO. Sebagai rangkuman singkat pada mata kuliah sistem digital. Pada salah pertemuan kita telah membahas topik Aljabar Boolean. Sebagai mana dikutip dalam [1] bahwa Aljabar Boolean, sebagai salah satu cabang matematika, pertama kali dikemukakan oleh matematikawan Inggris, George Boole, pada tahun 1854. Boole memaparkan aturan-aturan dasar logika, yang kemudian dikenal sebaga logika Boolean. Aturan dasar logika ini membentuk struktur matematika yang disebut Aljabar Boolean. 

Hal tersebut yang menginspirasi Claude Shannon yang pada tahun 1938 memperlihatkan penggunaan Aljabar Boolean untuk merancang sirkuit yang menerima masukkan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan 1. Aljabar Boolean telah menjadi dasar teknologi komputer digital karena rangkaian elektronik di dalam komputer juga bekerja dengan mode operasi bit, 0 dan 1. 0 dan 1 ini dikenal dengan istilah bit,  seperti dikutip dari  [2] bahwa bit adalah kependekan dari "Binary Digit", yang berarti digit biner. Binary digit adalah unit satuan terkecil dalam komputasi digital.

Sebagai ilustrasi mari kita lihat bagaimana komputer dapat nemampilkan 'nio' tanpa tanda petik. Pertanyaan paling mendasar adalah bagaimana komputer bekerja sehingga bisa mengenali inputan 'nio' lalu menampilkannya dilayar komputer ? Sebagai bahan awal silahkan lihat [2], berdasarkan referensi [3] kita dapat melihat bahwa huruf 'n' pada kata 'nio' telah disepakai secara internasional diwakili oleh angka desimal 110 atau 006E dalam heksadesimal, huruf i diwakili oleh angka desimal 105 atau 0069 dalam heksadesimal, dan huruf o diwaliki oleh  angka desimal 111 atau 006F dalam heksadesimal. Silahkan simpan beberapa informasi ini sebagai acuan kita ketahap selanjutnya.

Berdasarkan halaman 301 pada  [4], kita dapat menyatakan  'nio' dalam bentuk deretan biner sebagai berikut: 'n' dapat dinyatakan sebagai  0000000001101110;  'i' dapat dinyatakan sebagai 0000000001101001 dan  'o' sebagai deretan biner 0000000001101111. Sampai disini kita telah sampai pada hasil yang luar biasa (biasa aja ya....) he he he.... 

Simpan informasi deretan biner yang telah kita peroleh sebagai dasar untuk materi selanjutnya Kenapa Harus 0 1: bagian kedua. Nantikan tulisannya...

Salam

Referensi:

[1] Munir, R., 2009, Matematika Diskrit Edisi Ketiga, Informatika, Bandung.

[2] http://jalawave.net.id/?p=413

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline