Meningkatkan keterampilan guru PAUD dalam pengembangan alat permainan edukatif dari bahan bekas merupakan tujuan saya melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat ini.
Edukasi sekaligus pendampingan ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan di lembaga TK.Dombe Desa KotaKeo II,namun untuk kelasnya masih menguanakan posyandu,karena masih tahap pembangunan untuk gedung TK nya.Edukasi ini dimana pertemuan pertama pengenalan atau pengetahuan pemanfaatan barang bekas,dan untuk pertemuan keduanya langsung mempraktekannya dengan menggunakan barang bekas yaitu kardus dan capaian aspek perkemb Hal ini sejalan dengan fungsi bermain pada anak yaitu menjadi salah satu cara menambah pengetahuan dalam berbagai level (Musfiroh, 2014). Fungsi ini perlu diperhatikan oleh pendidik anak usia dini agar mengembangkan berbagai hal untuk menjadi kegiatan bermain yang menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi di lembaga paud Desa KotaKeo II,Alat Permainan Edukatif (APE) sebagian besar didapatkan dengan cara membeli dari biaya operasional sekolah,biaya mandiri.
Untuk memahami APE, perlu dijelaskan konsepnya. APE menunjuk pada benda yang difungsikan. APE dibedakan menjadi alat permainan dan alat peraga (Yunanto, 2004). Alat
permainan merupakan fasilitas bermain yang didesain dengan baik. Contoh alat permainan seperti bongkar-pasang. Melalui permainan tersebut anak belajar dapat memainkanya. Alat peraga merupakan fasilitas belajar yang dapat mewakili fungsi atau cara kerja sesuatu seperti anatomi tubuh. Berbeda dengan keduanya, aktivitas permainan edukatif menunjuk pada kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak, seperti kegiatan percobaan mencampur warna, kegiatan bermain peran dan sebagainya. Tujuan adanya APE dalam proses belajar anak usia dini adalah sebagai alat bantu orang tua dan guru atau pendidik. Pertama, memberikan motivasi dan merangsang anak untuk melakukan berbagai kegiatan guna menemukan pengalaman baru yang bermanfaat untuk eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan pengembangan bahasa, kecerdasan, fisik, sosial dan emosional anak. Kedua, memperjelas materi pelajaran yang diberikan anak. Ketiga, memberikan kesenangan pada anak dalam bermain (belajar). Tujuan tersebut seiring dengan tujuan pendidikan anak usia dini. Dengan demikian
APE menjadi bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini.
Kegiatan Pembuatan APE ini dilaksanakan di Balai Posyandu Dombe Desa KotaKeo II,Kecamatan Nangaroro.yang dimana ini akan menjadi salah satu bekal dalam pengembangan pembelajaran di Sekolah,dan kompetensi guru PAUD perlu dikembangkan melalui optimalisasi wadah kegiatan yang memiliki target peningkatan kompetensi yang memadai.
Pemanfaatan barang bekas ini kita menggunakan dari kardus,dengan nama APE ,matcing space,puzzle,math board,yang memiliki fungsi masing-masing yaitu mengenalkan angka,huruf,warna,bentuk dan juga melatih fisik motoric anak usia dini.
Setiap APE memiliki fungsi untuk meningkatkan enam aspek perkembangan anak yang diatur dalam Permendikbud No. 137 dan 146 tahun 2014. Untuk meningkatkan produktivitas karya inovasi setiap guru diperlukan sinergi antara target lembaga dan organisasi seperti Himpaudi. Dengan adanya target kerja di setiap semester,akan banyak karya inovasi yang dihasilkan oleh guru PAUD di Dombe,Desa KotaKeo II.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H