Masyarakat memadati Istana Presiden, Monas dan bertolak ke GBK selasa 1 Mei 2018, memperingati Hari Buruh Nasional, ajang tahunan ini menjadi satu sesi dalam setahun untuk mengaspirasikan suara para buruh kepada pemerintah.
Pada tulisan ini saya banyak berpikiran apakah benar informasi yang saya dapat terkait buruh indonesia yang memprihatinkan, sulit ekonomi baik itu jasmani maupun rohani, tuntutan agar menghapus sistem kerja lebih dari 8 jam, dan segelintir masalah lain yang konon menjadi Pekerjaan Rumah Tangga Pemerintah.
Belum lagi politisi yang selalu menggoreng isu Tka pemerintah saat ini diserang dengan isu yang tampak nya belum 100% direalisasikan, buruh dengan menggebu gebu datang menyampaikan beberapa tuntutan agar mencabut PP 78 tahun 2015 agar memberikan upah layak kepada buruh, hapus sistem outsorching, berantas dan miskinkan koruptor,pemerintah merevisi perpres 20/2018 tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Tahun ini hari buruh tidak seperti biasa nya, tahun ini jadi berbeda karena buruh yang datang pada demo di Istora senayan secara sistemik mendukung untuk kemajuan prabowo subianto sebagai calon presiden mendatang, tidak tanggung tanggung dukungan ini secara terang terangan dilakukan oleh parah buruh dengan menggunakan baju yang bertuliskan #2019GantiPresiden.
Orasi Prabowo Subianto ini dianggap pakar komunikasi Silvanus Alvin wajar karena melakukan transaksi politik seperti ini, ada dukungan ada jabatan, sebutnya, hanya saja tetap disayangkan kalau partisipasi politik kita menjadi alat pemuas nafsu kepentingan politik pribadi tertentu.
Konfederasi Pekerja Rakyat Indonesia KPRI meminta agar Presiden Jokowi agar segera membentuk Badan Riset Nasional dalam melakukan kajian problematika industri yang dialami pengusaha dan buruh.
Presiden Jokowidodo dalam wawancara nya pernah menyebut akanakan membangun SDM yang mapan Kompeten serta berkualifikasi internasional pada tahun tahun mendatang, pemerintah tau betul Tidak mungkin industri kuat tanpa buruh yang kuat.
Dalam realisasi buruh yang dipandang sulit ini tidak sedikit dari mereka menggunakan transportasi Bus & Mobil pribadi, dan motor mewah seperti CBR, NMAX, R15 Moviestar.
Cara pandang melihat situasi ekonomi memang berbeda beda, namun parameter kesejahteraan seseorang dapat diukur dari fasilitas kendaraan yang mereka miliki.
Semoga rakyat makin cerdas dengan tidak menggadaikan harga diri buruh demi ketidakpastian dinamika politik.
#SemangatIndonesia