Lihat ke Halaman Asli

Peperangan Industri Jurnalisme Online

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kemunculan internet sebagai media baru atau new media memberikan stimulus bagi media massa untuk semakin menunjukkan eksistensinya. Hampir semua media massa konvensional, baik cetak maupun elektronik, berlomba-lomba memiliki situs resmi di internet. Selain lebih meluaskan jaringannya, kondisi dimana sebagian masyarakat Indonesia sudah melek media membuat mereka dituntut untuk memberikan informasi dari berbagai media. Untuk itulah, hampir semua media massa konvensional mulai menggunakan media online sebagai penunjangnya.

Walaupun begitu, tidak hanya media konvensional saja yang mulai memiliki situs resmi. Detik.com merupakan salah satu media jurnalisme online yang murni dan tidak berasal dari media konvensional. Bisa dikatakan, Detik.com merupakan pionir dalam bidang jurnalisme online dan pastinya sudah memiliki asam garam dalam dunia ini. Tetapi kali ini saya ingin menelaah lebih jauh situs Detik.com dan dibandingkan dengan situs resmi TvOneNews.tv.

Konten

Mengenai konten berita dan informasi yang diberikan, Detik.com telah memenuhi syarat bahwa jurnalisme online lebih banyak menampilkan straight news daripada softnews. Selain itu, konsep piramida terbalik sebagai teknik penulisan telah dipenuhi oleh berita-berita Detik.com. Jika dibandingkan dengan TvOneNews.tv, konten dari artikel-artikel tersebut jauh lebih sedikit dan kurang jelas dalam menggambarkan peristiwa.

Dilihat dari jumlah paragraph, Detik.com cukup konsisten dengan 8 paragraf setiap artikelnya. Sedangkan TvOneNews.tv berada di 7-6 paragraf tiap artikelnya. Tetapi kesamaan dari kedua jurnalisme online ini adalah minimnya jumlah kalimat dalam tiap paragraf, yaitu tak lebih dari dua. Mungkin dalam etika penulisan berita yang baik dan benar kurang sesuai, karena seharusnya tiap paragraf terdiri lebih dari dua kalimat. Tetapi, jurnalisme online yang berbasis pada kecepatan update dan diakses oleh pembaca, membuat beberapa etika penulisan berita harus disesuaikan.

Fungsionalitas dan Navigasi

Melihat sisi navigasi dari Detik.com, saya merasa sedikit kesulitan ketika harus mengakses sebuah berita. Kita, sebagai pembaca harus meng-klik link berita tersebut tak hanya sekali, atau istilahnya kerja dua kali. Sedangkan di dalam TvOneNews.tv yang berbasis televisi, pembaca diajak untuk melihat rubrik 'Kilas Kabar' untuk membaca artikel di dalamnya. Kedua media jurnalisme online ini memberikan layanan search engine untuk mempermudah pembaca mencari artikel dengan menyebutkan keyword-nya.

Kualitas Audio dan Video

Jika berbicara soal kualitas audio dan video, bisa dikatakan bahwa Detik.com masih tidak dapat menandingi kualitas milik TvOneNews.tv. Detik.com yang murni berawal dari jurnalisme online pasti kurang memiliki kapasitas alat dan SDM yang dapat menandingi stasiun televisi swasta sekelas TvOne. Jadi, tidak usah dipertanyakan lagi jika TvOneNews.tv jauh lebih banyak memuat video dan live streaming yang kualitas dan kuantitasnya tidak dapat ditandingi oleh Detik.com - rubriknya bernama detikTV. Tetapi, Detik.com masih memadai dalam hal stok foto yang dapat membangun karakter dari artikel tersebut.

Interaksi

Bicara soal interaksi yang dibangun oleh pihak kedua jurnalisme online ini memang tidak dapat diragukan lagi. TvOneNews.tv lebih suka berinteraksi melalui akun Twitter dan Facebook-nya, sedangkan Detik.com memiliki rubrik Blog Detik yang selalu rame diminati oleh pembaca dan bloggernya. Interaksi dengan pembaca memang sangat penting, karena merekalah jantung dari industri media online ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline