Lihat ke Halaman Asli

Pencuri Mimpi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Apa ini? Kotak-kotak yang beratnya minta ampun hanya berisi.... selandang?
Mungkin mataku sedang tidak fokus. Tapi aku sudah mengeceknya berulang kali. Ya ampun! Apasih ini..
"Siapa kamu sebenarnya?!" Tanya Bayu dengan ketus.
"Ha? Aku?" Aku bingung harus menjawab apa. "Aku ya Ara! Orang biasa yang merasa aneh.." tak kutahan lagi air mata mengaliri pipiku.
Kemarin saat kami tiba di Surabaya, setelah melewati perjalanan yang sangat sangat panjang. Bos menyuruhku dan Bayu naik kereta api. Entah kenapa. Perjalanan menjadi begitu panjang dan berat. Beberapa kali aku tertidur dan bermimpi buruk. Beberapa kali juga Bayu meninggalkan aku sendirian. Astaga!
Setibanya kami, aku langsung membuat ide bertemu dengan pak Setiawan di hotel Jaguar. Ternyata, hotelnya sangat jauh dari stasiun. Untung saja bosku memberi dana lebih seperti yang ia katakan.
"Kita naik apa?" Tanyaku pada Bayum
"Berjalan saja" jawabnya santai.
Hanya dalam hati aku menjerit, apa dia gila?! Ya Tuhan!
"Tadi aku tanya pada petugas kereta api, hotel Jaguar tuh jauh banget" aku berkata sekaligus ngeles.
Tidak peduli padaku, Bayu terus berjalan meninggalkanku dengan kotak yang paling kecil. Apa dia tidak merasakan beratnya kotak itu? Ya ampun!!!
Aku rasanya ingin marah. Aku sangat lelah, ditambah sekarang aku harus berjalan menyusuri kota Surabaya yang besar ini. Kenapa tidak naik taksi saja?
------
Teman2, tolong dong tulisan saya  diberi komentar. Salam kenal ya! ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline