Lihat ke Halaman Asli

Harga BBM Naik, Kolesterol Turun…

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14176592591274402156

Saya adalah orang yang mensyukuri kenaikan harga BBM. Eiits.. jangan sewot dulu. (BBM = bahan bakar minyak, perlu saya pertegas disini bukan Blackberry Messenger). Bukannya maksud saya tidak peduli pada nasib orang yang mengeluhkan bahkan sampai melakukan demo kepada pemerintahan Jokowi. Saya ini kan juga orang, yang merasakan pula bagaimana kenaikan harga BBM berdampak pada stabilitas keuangan keluarga. Sehingga perlu memutar otak untuk bepikir mengatur keuangan sebaik-baiknya. Walaupun sudah diputar-putar, untung sajasyaraf-syaraf diotak saya tidak kacau. Jadi saya masih normal dan baik-baik saja. Tidaklah sampai masuk RSJ karena kenaikan harga BBM. Hehehehe…

Disini saya ingin berbagi cerita seputaran ajang Kompasianival 2014 yang lalu. Sambil menunggu suami yang tengah asyik ngobrol bareng kompasianer lain, saya jalan-jalan sendiri di lokasi acara.Belum ada satu pun kompasianer yang saya kenal. Jangankan kenal, waktu itu saja saya belum menjadi kompasianer. Saat itu tertarik pada booth Coca Cola yang sedang ramai didatangi pengunjung. Penasaran saya pun mendekat untuk mencari tahuada apa gerangan disana. Saya lihat beberapa orang memegang botol minuman Coca-cola. Hmm.. lumayan ini pikir saya bisa dapat minuman gratis. Kebetulan haus pula.

Saya pun bertanya pada mas yang jaga di booth itu. “Mas coca-colanya gratis ya?”

“Iya tapi ibu harus mendaftar disini dan sekalian cek darah.” Jawab penjaganya ramah. Oo begitu ya pikir saya. Saya pun ikut antri bersama pengunjung yang lain. Setelah menunggu tidak begitu lama, tibalah pada giliran saya. Darah diambil sedikit pada ujung jari kemudian petugasnya menempelkan pada test pack yang dimasukkan kealat. Selang beberapat detik alat tersebut menunjukkan angka yang nenandakan nilai gula darah dan kolesterol. Kemudian angka-angka tersebut dicatat pada sehelai kertas.

Hasil test darah, foto pribadi

Sang dokter pun menjelaskan angka-angka tersebut kepada saya. “Dilihat dari perbandingan BB dan tinggi badan yang menentukan BMI (Body mass index), ibu masuk kategori obesitas” Weleh-weleh.. pikir saya perlu kerja keras menurunkan berat badan. “ Gula darah normal, kolesterol normal, lemak tubuh cukup tinggi, tapi bisa turun berbarengan dengan penurunan berat badan”.

Saya katakan pada Dokter tersebut, “Puji Tuhan Dokter kolesterol saya sudah agak rendah, karena pernah sampai angka 299.” Dokterpun tersenyum dengan ramah. “Oh berarti ibu makannya udah benar.” Dalam hati senang atas ucapan dokter tersebut. Mungkin anda yang tidak menderita kolesterol tinggi, tidak tahu bagaimana rasanya sakitnya tuh disini (dikepala). Hehehe. Karena itu saya menjaga pola makan dengan carabanyak minum air putih, lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran serta sedikit gerak tubuh, yaitu mengikuti senam pada hari Jumat di kantor saya. Dengan adanya kenaikan harga BBM saat ini, saya berupa meminimalisir pengeluaran.  Salah satunya mengurangi acara makan-makan diluar bersama teman-teman. Sementara waktu selamat tinggal bakso singkawang, kwetiaw goreng polo, pisang goreng pontianak, lempok durian, lapis legit.  Huuaa huuaa ..... itu sebagian makanan enak ala Pontianak. (curi-curi makan dikit tak apalah ya).

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline