Lihat ke Halaman Asli

NATA ANTORIUS

Nama penggilan Nata atau abu bizar

Kacang

Diperbarui: 20 November 2019   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 M'jadi penonton saat ini atau selamanya,
 Allah lah yg tau apa yg kita tak tau
 Akan ada pemandangan yg mengharukan
 Dibalik remang remang senja
 Walaupun sudah mendera
 Namun tak ada yg dipeduli manusia

Mungkin bagi yg makan kacang
 Hampir lupakan kulitnya
 Karena kacang sudah kecut
 Dikata tak sedap
 Habis kan kacang di makan
 Nikmati dirasa sudah hilang 

Kulit tetaplah kulit
 Isi telah menjadi ampas
 Kacang hanya tinggal cerita 

Mungkin iNilah yg terbaik
 Walau sebenarnya buruk dimata 

Owalah, saat rekah menghias wajah
 Disitu ada keluh mereka
 Yg sudah tergerus masa
 Sambil seraya berdoa
 Mengharap senyum yg serupa 

Iya biasalah takdir
 Hanya Allah yg tau 

MungKin 10 tahun 20 tahun
 kulit kulit kacang akan bertahan
 Atau menjadi fosil
 Yg suatu saat dihargai 

Bak sang arkeolog
 Menilai suatu yg telah hampir melewati masa 

Atau pasti di bawa mati
 Setelah mereka berhalusinasi
 Terbawa emosi mimpi
 Setelah kacang ikut berkarat 

Tenang, tenang bukan kah rezeki itu sudah di pilah pilah
 Tinggal kita saja yg akan meraihnya
 Andaikan ada sebongkah berlian
 Di bawah galian tanah berlumut
 Besok pasti akan di buru 

Insya Allah 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline