Hai Sobat Kompasiana!
Pernahkah meminum jamu? Kira-kira jamu apa nih yang pernah diminum?
Apa jangan-jangan belum pernah sama sekali ? Waah...Padahal jamu memiliki banyak manfaatnya loh! Simak Yuk!
Jamu merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jawa. Kata Jamu berasal dari dua kata "djampi" yang berarti obat dan doa. Jamu pertama kali muncul di kerajaan Mataram atau sekitar 1300 tahun yang lalu. Keberadaan jamu sejak zaman dahulu dapat dilihat dari beberapa bukti sejarah seperti relief dari candi Borobudur. Relief di Candi Borobudur yang dibuat oleh kerajaan Hindu-Budha pada tahun 772 M menggambarkan kebiasaan meracikdan meminum jamu untuk menjaga kesehatan.
Jamu disebut sebagai obat herbal Indonesia yang diracik dengan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit. Bahan yang digunakan cukup mudah ditemukan di lingkungan seperti daun, bunga, batang, dan kulit batang.
Temulawak dan kunyit merupakan contoh tanaman obat yang banyak digunakan untuk mengobati penyakit dan telah lulus uji klinis yang berhasil menurut ilmu pengetahuan.
Temulawak dan kunyit merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan di Indonesia. Temulawak dapat berfungsi sebagai anti bakteri, anti metastatik, anti kanker, anti jamur, antioksidan dan anti polipidemik. Sedangkan kunyit dapat berperan sebagai anti inflamasi, antioksidan, anti protozoa, pembunuh nematoda, antibakteri, anti racun, anti HIV dan anti HIV.
Dalam pembuatan jamu, seseorang yang membuat jamu harus menyesuaikan takaran pada tiap bahan, suhu, waktu penumbukan atau perebusan, dll. Jika tidak diperhatikan dengan baik, maka akan kehilangan khasiat bahannya. Bahkan, bisa membahayakan tubuh.
Ramuan jamu telah dikenal luas oleh masyarakat yang memanfaatkannya sebagai salah satu upaya pengobatan seperti mengobati penyakit ringan, mencegah penyakit, menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan.
Apa sih perbedaan jamu dengan obat pada umumnya?