Lihat ke Halaman Asli

Nasywa Naila Fakhira

Public Health Airlangga University' 23

Baby Blues Syndrome? Semua Ibu Hebat!

Diperbarui: 2 Juni 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.haibunda.com/kehamilan/20211117164752-49-253688/baby-blues-definisi-ciri-dan-penyebab-terjadinya-pada-bunda-pasca-melahirkan

"Kok habis melahirkan nangis terus sih? Gak seneng ya punya anak?"
 
Pasti sedih banget gak sih denger kata-kata itu? Padahal jadi mama baru itu bukan hal yang mudah. Banyak banget perubahan yang terjadi mulai dari fisik, kehidupan, bahkan mungkin banyak goals yang tertunda. Jadi normal gak sih baby blues syndrome?

Baby blues syndrome adalah suatu bentuk kesedihan dan kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan. Baby blues syndrom biasanya muncul sementara waktu yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi. Menurut WHO (2014) di Asia angka kejadian baby blues syndrome bervariasi antara 26-85% dan di Indonesia sendiri angka kejadian baby blues syndrome berkisar 50-70%. Apa sih tanda seorang ibu mengalami baby blues syndrome? Lalu bagaimana cara mengatasinya? Untuk lebih lengkapnya simak penjelasan berikut ya!

Baby blues dapat terjadi karena dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perubahan hormon, proses adaptasi menjadi seorang ibu, hingga kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Setelah melahirkan ada perubahan hormon yang terjadi, yaitu penurunan kadar estrogen dan progesteron serta hormon lainnya yang di produksi di kelenjar tiroid. Hal ini berpengaruh terhadap suasana hati seorang ibu, sebagai contoh ibu menjadi mudah lelah, emosi, hingga depresi. Selain itu seperti yang kita tahu bahwa peran baru menjadi ibu ini memang bukanlah hal yang mudah, pastinya banyak tanggung jawab baru yang harus dilakukan. Akibatnya seorang ibu seringkali kelelahan, kurang tidur, atau kurang istirahat yang menyebabkan seorang ibu menjadi mudah sedih dan mudah tersinggung.

Ketika seorang ibu mengalami baby blues syndrome mereka kerap merasakan hal seperti perasaan sedih hingga sering kali menangis, mudah marah, kelelahan, sulit tidur, merasa kurang percaya diri, hingga kecemasan dan ketakutan tanpa alasan. Sebagai contoh kasus dari baby blues syndrome, belum lama ini beredar di sosial media seorang ibu bersama anak dalam gendongannya berada di sebuah stasiun kereta. Ibu itu terlihat ingin membuang anaknya ke rel kereta, sementara anaknya menangis kencang dalam gendongannya. Beberapa petugas dan masyarakat sekitar berusaha menenangkan sang ibu. Namun, sang ibu terlihat tidak ingin didekati dan acuh tak acuh.

Walaupun baby blues syndrome wajar terjadi, perasaan sedih, cemas, khawatir yang terjadi karena baby blues syndrome harus ditangani sebaik sebelum menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Lalu apa yang bisa dilakukan agar dapat mengurangi resiko terjadinya baby blues syndrome? Bagaimana cara mengatasinya?


1. Mengonsumsi Makanan Sehat
Seorang ibu harus memenuhi asupan gizi yang cukup serta pola makan yang sehat. Hal ini sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan energi tubuh seorang ibu. Ditambah lagi kegiatan menyusui ini juga sering kali membuat ibu mudah lapar. Padahal kelaparan juga dapat mempengaruhi suasana hati seorang ibu. Oleh karena itu, penting sekali untuk memenuhi asupan gizi yang cukup serta pola makan yang sehat.


2. Istirahat yang Cukup
Meskipun di tengah padatnya kegiatan dan tanggung jawab baru, seorang ibu tetap harus mementingkan kondisinya dengan istirahat yang cukup. Dengan istirahat, suasana hati seorang ibu juga dapat membaik. Selain itu, hal yang wajar untuk meminta pertolongan orang terdekat seperti suami, ibu, maupun yang lainnya untuk menggantikan mengurus anak sementara. Sempatkan waktu juga untuk me time agar dapat menghilangkan penat sejenak dan memperbaiki suasana hati


3. Mempersiapkan Diri sebelum Persalinan
Untuk membantu proses adaptasi menjadi seorang ibu, penting untuk mencari tahu seputar kehamilan, persalinan, hingga menjadi ibu nanti. Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku terkait, bertanya kepada orang yang berpengalaman, hingga meminta bantuan "doula" atau orang yang membantu, mendukung calon ibu selama persalinan dan kelahiran, dan/atau setelah dia melahirkan. Semakin tahu dan siap seorang ibu, maka baby blues syndrome ini juga dapat dihindari


4. Berbagi keluh kesah dan peran bersama pasangan
Peran menjadi orang tua bukan hanya tanggung jawab seorang ibu, namun peran ayah juga sangat dibutuhkan. Meskipun memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun perlu ada kerjasama antara ibu dan ayah. Berbagi keluh kesah dan tanggung jawab dapat membantu meringankan beban ibu baik secara psikis maupun mental. Sang ayah juga wajib untuk selalu memberikan dukungan dan bantuan agar sang ibu tetap semangat menjalani peran barunya.

Terkadang baby blues terjadi bukan karena perihal seorang ibu yang belum siap. Akan tetapi menjadi seorang ibu memang bukanlah hal yang mudah, tidak ada ibu yang sempurna. Semua ibu itu hebat sesuai versi terbaik dari dirinya masing-masing. Terimakasih ibu sudah berjuang!

Source:
https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-baby-blues-syndrome-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasi
https://tirto.id/contoh-kasus-baby-blues-di-indonesia-viral-video-ibu-buang-bayi-gPGF




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline