Camping di Hutan. (Sumber: Freepik)
"Prit. Prit. Prit. Priit. Priit. Priit. Prit. Prit. Prit."
Kami menoleh ke semak belukar di belakang minibus.
"FRED!" Teriakku.
Kakiku hampir saja berlari untuk menghampiri sumber suara. Namun, aku berbalik dan membungkukkan badan pada keluarga kecil yang ikut dalam rombongan.
"Lukman, bolehkah aku memintamu untuk menengok Fred? Dia meniup peluit sebanyak 9 kali, tanda bahaya."
"Oke, aku butuh satu orang lagi untuk menemaniku."
Aku menyisir wajah-wajah yang mulai frustasi.
"Aku bisa menemanimu, sayang." Prita bersuara lirih.
"Mama, mau kemana? Please, jangan tinggalin Kevin."
"Kevin, Mama mau menemani Papa sebentar."
"No! Kevin takut Ma disini."
Dengan menyeret kaki, Anggi menghampiri Kevin. Ia duduk di sebelah Kevin sambil menyodorkan benda berbentuk persegi panjang.
"Hey bro, mau coklat? Kau boleh melihat foto pada kameraku, kalau kau mengizinkan Mama dan Papamu pergi sebentar. Gimana?"
Kevin terdiam. Ia melihat kedua orang tuanya bergantian.