Pernah dengar arkeologi? Arkeologi adalah cabang ilmu sejarah yang mempelajari tentang budaya manusia melalui material yang ditinggalkan.
Indonesia juga termasuk salah negara yang memiliki banyak sekali tinggalan masa lalu dalam beberapa masa mulai dari masa prasejarah, masa kuno, masa islam, masa kolonial, masa kemerdekaan, hingga masa yang sedang kita rasakan sekarang.
Salah satu situs yang cukup terkenal terletak di kaki Gunung Sindoro, Temanggung yaitu Situs Liyangan. Dalam situs ini terdapat sisa-sisa kebudayaan tinggalan manusia seperti bangunan, struktur candi, jalan, sawah, dan kebun.
Pada tulisan perjalanan kali ini, saya akan menceritakan pengalaman saya pada saat mengunjungi salah satu situs arkeologis yang merupakan hasil dari budaya manusia di masa kuno.
Perjalanan menuju Situs Liyangan diawali dari Yogyakarta, tepatnya Universitas Gadjah Mada (UGM). Pukul 6.00 pagi saya mengendarai motor saya menuju titik kumpul yang telah disepakati di UGM dari Jetis, Bantul.
Sekitar 30 menit kemudian saya telah sampai dan melihat teman-teman juga sudah berkumpul di Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Sembari menunggu bus, saya berbincang dengan beberapa teman dan membahas tugas yang akan kami kerjakan di Situs Liyangan. "Kamu sudah print out peta Situs Liyangan belum?" ucap beberapa teman memastikan anggota kelompoknya sudah menyiapkan keperluan pengerjaan tugas. Pukul 8.00 semua siap dan kami mulai menaiki bus dan memilih tempat duduk.
Berbagai genre musik menemani kami selama hampir tiga jam perjalanan. Letak situs yang berada di lereng gunung mengharuskan kami berjalan dari parkiran bus menuju basecamp situs.
Kami tiba di basecamp tepat siang hari di mana matahari juga sedang tepat di atas kami. Beruntungnya, secara geografis kami berada di dataran tinggi yang menghembuskan angin sejuk.
Setelah beristirahat sebentar, kami berkumpul melingkar di tanah lapang mendengarkan briefing terkait penugasan dari mata kuliah Geo Arkeologi dengan dosen pengampu Drs. Jarwo Susetyo Edy Yuwono atau yang biasa dikenal dengan pak Sus. Selain Pak Sus, ada pula Dwi Pradnyawan, SS, MA yang biasa dikenal dengan pak Wawin.
Kami ditugaskan untuk membuat plotting dengan berkeliling situs dan menandai temuan-temuan struktur dan melakukan dokumentasi. Sebelum itu, kami diajak berkeliling dengan pak Gunawan sebagai orang yang berwawasan luas dalam arkeologi menjelaskan tentang Situs Liyangan dan membaca beberapa tulisan jawa kuno.