Lihat ke Halaman Asli

Nasywa Amirah

Universitas Teknologi Yogyakarta

Perang Antara Vietnam dan Amerika dalam Kacamata Realis (Defensive atau Offensive?)

Diperbarui: 18 Oktober 2023   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka.com

Pada mulanya, perang terjadi atas bentroknya kedua blok Utara dan Selatan negara Vietnam pada tahun 1955 yang dimana konflik ini memperdalam campur tangan dari pihak Amerika Serikat dalam perang kedua blok tersebut. Tujuan awal Amerika Serikat adalah memberikan bantuan berupa militer dan ekonomi kepada Vietnam Selatan karena Vietnam Utara berideologi komunis, sedangkan Vietnam Selatan berideologi Kapitalis. Yang dimana kedua hal itu saling bertabrakan satu sama lain.

Perang Vietnam ini termasuk salah satu perang yang berpengaruh di dunia dan merupakan salah satu perang terpanjang yang pernanh terjadi di dunia. Negara Amerika Serikat terlibat secara politik maupun militer dalam peperangan ini dalam aksinya menyokong Vietnam Selatan. Di saat yang sama kelompok-kelompok komunis dari Vietnam Utara seperti Vietminh mulai menggerakan aktivitas yang terorganisir di Vietnam Selatan, seperti memberi senjata dan amunisi kepada komunis lokal, yang disebut sebagai Viet Cong. Namun pada akhirnya, Amerika Serikat pada konflik ini gagal mempertahankan Vietnam Selatan yang berakhir dikalahkan oleh kaum komunis Vietnam Utara dengan kubunya Uni Soviet. 

Konflik antara Vietnam Utara dengan Amerika Serikat ini lazim disebut sebagai Perang Indochina II. Ketika pertempuran ini berlangsung, Vietnam masih dalam kondisi terpecah belah. Pengikut Ho Chi Minh menguasai Vietnam Utara, sedangkan Vietnam Selatan menjadi wilayah negara yang disokong oleh AS: Republic of Vietnam (RVN).  Namun, Amerika Serikat yang terkenal memiliki kekuatan militer terkemuka di dunia ini kalah dalam peperangan dengan negara Vietnam. Mengapa hal ini bisa terjadi? beberapa faktor alasan terjadinya hal ini dikarenakan pasukan militer Amerika Serikat tidak menguasai secara strategis lahan peperangan yang terjadi di dalam hutan liar. Dan Amerika Serikat yang gagal dalam memenangkan hati Vietnam Selatan.

Melalui penjelasan singkat di atas, kita akan mengkaitkan hal ini dalam sudut pandang neo-realisme yang mengatakan bahwa sistem internasional bersifat anarki dan setiap negara mempunyai hak untuk mempertahankan wilayah mereka melalui sistem ini. Dilihat dari konflik ini, Vietnam terbagi menjadi dua bagian yang disebabkan adanya perbedaan ideologi. Yang kemudian wilayah pecahan dari Vietnam (Utara) melangsungkan aktivitas teroganisirnya di wilayah Vietnam Selatan dan membuat Vietnam Selatan merasa terancam atas wilayahnya. Dalam pandangan neo-realisme, perang Vietnam ini termasuk dalam neo-realisme ofensif karena kedua negara memberikan dorongan agresif masing-masing  untuk melakukan serangan-serangan kepada negara lawan dan melindungi hak atas wilayahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline