Lihat ke Halaman Asli

Adanya Variasi Omicron, Akankah Dampaknya Menjadi Lebih Buruk untuk Indonesia?

Diperbarui: 16 April 2022   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Covid-19 ialah penyakit yang belakangan ini dirasa begitu menakutkan bagi hamper seluruh orang yang ada dinegeri ini bahkan bumi ini. Seperti diketahui bahwa sepanjang tahun 2020 sampai 2021 dunia diliputi pendemi covid-19. 

Tetapi sampai memasuki tahun 2022, adanya virus ini belum berhasil untuk musnahkan. Keadaan Kesehatan Indonesia di tahun 2022 juga di perkirakan didominasi virus covid-19, hal ini dikarenakan adanya varian terbaru dari virus ini yakni Omicron. 

Selain itu persoalan Kesehatan yang timbul ditahun 2022 ini juga disebabkan oleh bermacam factor pendukung yang ada misalnya dari keterbatasan pada big data, bahan baku obat-obatan, reagen serta alat dari Kesehatan yang beberapa masih banyak yang impor.

Terkait hal tersebut World Health Organization atau yang biasa dikenal dengan WHO juga tidak melihat hal itu dengan remeh apalagi adanya virus Omicron ini, dikarenakan setelah dilihat dari negara lain yang mengalami penularan dengan begitu cepat, sehingga WHO memutuskan untuk mengumumkan varian baru dari covid-19 ini yakni Omicron. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari pemerintah serta masyarakat terhadap adanya Omicron ini. 

Berdasarkan data yang didapat dari platform GISAID memperlihatkan usai satu bulan varian ini diumumkan, sekitar 78 negara yang memberikan konfirmasi atas keberadaan dari virus ini. Dan memberikan informasi bahwa virus ini penularannya lebih cepat jika dibandingkan dengan Delta. 

Pada tahun 2022 ini, diprediksi bahwa penyebaran Omicron ini akan menjadi makin buruk, hal ini mengingat kasus terkait impor yang telah begitu luas disemua negara. Dalam hal ini maka ketahanan terhadap Kesehatan yang ada di Indonesia akan benar-benar diuji.

Beragam transformasi dari Kesehatan perlu untuk dipercepat supaya dapat lebih siap akan dampak paling buruk dari adanya Omicron ini di Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kemudian mengungkapkan 79,1 persen atau 664 warga yang terpapar kasus varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 itu sudah menerima vaksinasi lengkap atau dua dosis. Dari 840 kasus Omicron tersebut, 609 di antaranya merupakan penularan kasus dari PPLN, 172 kasus transmisi lokal, dan 57 lainnya masih diteliti sumber penularannya

Selain itu  dari masyarakat sendiri yang kurang sadar terhadap  bahaya  serta cepatnya  penularan dari virus  ini  ialah satu diantara factor yang mengakibatkan covid-19 ini masih ada.  Oleh karenanya supaya bisa terhindar dari virus ini, hal yang butuh untuk dilaksanakan yakni rajin  untuk mencuci tangan,  menghindari kerumunan, memakai  masker  serta vaksinasi ialah  tindakan  yang  tepat  pada  sekaranf  ini, supaya  rantai  dari penyebaran  virus  ini  bisa lekas putus dan juga berhenti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline