Lihat ke Halaman Asli

Nasya Amira

mahasiswa

Bantuan Terhambat: Perjuangan Mahasiswa di Balik Beasiswa Negeri yang Meleset

Diperbarui: 5 Juni 2024   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.cnbc.com/id/100972782

Program Beasiswa Negeri merupakan sebuah upaya pemerintah dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sasaran utama dari program Beasiswa Negeri adalah siswa lulusan SMA/SMK/MA sederajat yang memiliki prestasi akademik tinggi, tetapi terkendala biaya untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi negeri. Kriteria khusus seperti batasan penghasilan orang tua, nilai akademik minimal, dan sebagainya bervariasi antara satu jenis beasiswa dengan beasiswa lainnya. Selain itu, program Beasiswa Negeri juga menyasar mahasiswa yang sudah terdaftar di perguruan tinggi negeri tetapi mengalami kesulitan finansial dalam melanjutkan studi mereka. Beberapa jenis beasiswa seperti Beasiswa KIP Kuliah, Beasiswa Unggulan Kemendikbudristek, Beasiswa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan masih banyak lagi beasiswa negeri yang disediakan pemerintah maupun pihak swasta untuk anak-anak Indonesia.

Nominal bantuan yang diberikan dalam beasiswa juga lumayan besar. Seperti pada beasiswa KIP-K. Di tahun 2021, biaya pendidikan per mahasiswa program studi dengan akreditasi A sebesar Rp8.000.000 (batas maksimum di Rp12.000.000), untuk program studi dengan akreditasi B sebesar Rp4.000.000, dan program studi dengan akreditasi C sebesar Rp2.400.000.

Selanjutnya untuk biaya hidup per mahasiswa, biaya hidup dibagi menjadi 5 klaster daerah sesuai indeks harga berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2019). Klaster 1 sebesar Rp800.000 , klaster 2 sebesar Rp950.000, klaster 3 sebesar Rp1.100.000, Klaster 4 sebesar Rp1.250.000, dan Klaster 5 sebesar Rp1.400.000.

Dengan nominal bantuan tersebut diharapkan dapat memberikan dukungan biaya kepada siswa berprestasi dari kalangan ekonomi lemah, negara berinvestasi pada sumber daya manusia yang akan menjadi tulang punggung bangsa di masa depan. Namun, dalam implementasinya, program beasiswa negeri seringkali terhambat oleh berbagai tantangan yang membuat tujuan mulianya meleset.

Belakangan ini, program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang bertujuan membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu dalam membiayai pendidikan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Di Universitas Diponegoro, ditemukan sejumlah mahasiswa yang disinyalir menyalahgunakan bantuan tersebut.

Beberapa akun di platform X (Twitter) membongkar identitas mahasiswa yang diduga mengeksploitasi KIP Kuliah. Mereka mengungkapkan tangkapan layar dari akun media sosial. mahasiswa tersebut yang memamerkan gaya hidup mewah, seperti memiliki barang-barang branded, berkunjung ke kafe-kafe, dan mengunggah konten yang dinilai hedonis oleh warganet.

Hingga saat ini, warganet telah menemukan empat mahasiswa dengan inisial RAM, NDP, CMJE, dan SKP yang disinyalir menerima KIP Kuliah. Sejumlah di antara mereka ternyata memiliki bisnis sendiri dan menjadi influencer di media sosial. Hal ini memicu kemarahan warganet karena program bantuan tersebut jelas tidak tepat sasaran.

Bahkan, salah satu mahasiswa dengan inisial NDP pernah bertemu langsung dengan influencer Jerome Polin dan memamerkan foto pertemuan mereka di Instagram pribadinya. Jerome Polin pun turut mengkritik situasi ini dengan mengatakan, "Mau gak percaya tapi kok makin banyak ya."

Terungkap bahwa sebagian mahasiswa penerima KIP Kuliah tersebut telah menikmati bantuan sejak tahun 2022, namun baru terbongkar sekarang melalui media sosial. Namun netizen juga ada yang pro dan kontra terhadap kasus KIP-K yang sedang hangat
diperbincangkan di X ini.

"Para oknum kipk mbok ya malu sama mahasiswa yg kurang mampu atau middle class yg bayar kuliah sesuai ketetapan. Sadar woy kipk tuh pake subsidi silang," komentar akun @wano**** yang pro dengan adanya kasus penyalahgunaan KIP-K.

"Gila baca keributan KIPK ini painful banget ya keknya semua orang harus menderita bener dan nggak boleh ada perbaikan nasib sedikit pun. Padahal perubahan nasibnya mungkin terjadi karena biaya akademiknya udah dibantu KIPK loh. Bukannya itu tujuannya KIPK dan beasiswa lainnya?," sahut akun @niw**** yang kontra dengan kasus ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline