Lihat ke Halaman Asli

Nasya Desinta Putri

Mahasiswa UNUSA

Analis Kesehatan dan UNUSA

Diperbarui: 24 November 2020   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dewasa ini, sebagian masyarakat lebih mengenal profesi di bidang kesehatan hanya lah  seorang dokter, bidan, dan perawat. Padahal tidak hanya profesi itu saja, ada profesi yang keberadaan nya pun sangat dibutuhkan apalagi semakin bertambahnya perkembangan teknologi di dunia saat ini. Profesi itu adalah, Analis Kesehatan. 

Analis kesehatan adalah profesi yang memiliki tugas untuk memeriksa, mengukur, dan menguji bahan (darah, urine,virus, bakteri, dll) di dalam laboratorium. Pemeriksaan tersebut  dilakukan dengan menggunakan prinsip instrumentasi untuk membantu seorang dokter atau tenaga medis lainnya dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah penyakit tertentu. Seorang Analis kesehatan sering kali bekerja secara independen, namun mereka pun bagian yang penting dalam tim pelayanan kesehatan.  

Seorang analis kesehatan umumya bekerja di labortorium-laboratorium kesehatan. Beberapa laboratorium tersebut salah satu nya  seperti Laboratorium Patologi Klinik (tempat untuk pemeriksaan cairan tubuh manusia atau lainnya). Analis kesehatan melakukan pemeriksaan tersebut dengan tujuan untuk mengidentifikasi  suatu penyakit seorang pasien, dan dari  hasil data tersebut akan menjadi rujukan bagi dokter untuk melakukan upaya penyembuhan pada pasien.

Ada 3 dimensi utama etika yang harus dimiliki seorang analis kesehatan yaitu  keahlian, keterampilan berkomunikasi dan profesionalisme. Keahlian meliputi keahlian dalam pengetahuan dan bernalar. Keterampilan berkomunikasi dapat secara verbal maupun non verbal. Sedangkan profesionalisme yaitu mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan.

Prospek karier yang dimiliki oleh seorang analis kesehatan adalah dapat berkesempatan menjadi Pegawai Negesi Sipil (PNS), menjadi seorang laboran di laboratorium rumah sakit, laboratorium klinik swasta dan perusahaan-perusahaan bidang pangan dan farmasi, bahkan dapat menjadi dosen ataupun guru pada sekolah kesehatan serta masih banyak yang lainnya.

Saat ini tenaga medis kesehatan terutama tenaga analis kesehatan masih sedikit, padahal dalam perkembangan IPTEK sekarang jumlah laboratorium yang ada semakin meningkat sehingga peluang kerja bagi seorang analis kesehatan pun semakin besar. Menurut data dari Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, ketersediaan seorang  analis kesehatan di Indonesia masih di bawah kebutuhan standar yang seharusnya. Kekurangan tenaga Analis kesehatan itu harus segera dipenuhi, agar pelayanan kesehatan  di Indonesia dapat lebih optimal. Maka dari itu, peran institusi pendidikan kesehatan sangat dibutuhkan untuk dapat mencetak tenaga Analis kesehatan yang profesional dan berkompetensi.

Sekarang sudah banyak Universitas yang menyediakan jurusan Analis kesehatan, salah satunya yaitu Universitas Nahdatul Ulama Surabaya (UNUSA). UNUSA memiliki progam studi D-IV Analis Kesehatan yang merupakan salah satu dari empat program studi di bawah pengelolaan Fakultas Kesehatan. UNUSA menjadikan program studi ini untuk menghasilkan tenaga Analis kesehatan yang unggul, profesional dan berjiwa wirausaha serta berkarakter islami yang dapat bersaing di tingkat nasional dan ASEAN. UNUSA mengharapkan tenaga Analis kesehatan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam bidang kesehatan di masyarakat dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline