Saat ini seluruh dunia baru bisa bernafas lega setelah dua tahun lamanya menghadapi pandemi Covid-19. Walaupun belum sepenuhnya mereda dan hilang, tetapi pandemi Covid-19 dapat dikatakan sudah jauh lebih terkendali. Dunia perlahan mulai pulih. Bahkan, beberapa negara sudah menghapus kebijakan untuk memakai masker, termasuk Indonesia. Presiden Joko Widodo sudah menyatakan bahwa masyarakat diperbolehkan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan. Di balik kabar bahagia tersebut, sekali lagi seluruh dunia dibuat wapada oleh munculnya penyakit hepatitis misterius. Virus hepatitis misterius sudah menyebar di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan, World Health Organization (WHO) sudah mengkategorikan penyakit ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Yuk, ketahui beberapa fakta terkait penyakit hepatitis misterius!
1. Belum Diketahui Penyebabnya
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa penyebab dari penyakit hepatitis misterius yang kini melanda beberapa negara di dunia. Namun, juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, mengatakan bahwa terdapat beberapa dugaan penyebab penyakit hepatitis misterius, salah satunya adalah SARS-CoV-2 yaitu virus penyebab Covid-19.
2. Mayoritas Menyerang Anak-Anak
Sejumlah kasus hepatitis misterius yang sudah dilaporkan menunjukkan bahwa anak-anak merupakan korban utamanya. Kasus hapetitis misterius ini terjadi pada anak-anak dengan rentang usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Namun, bukan berarti orang dewasa tidak bisa tertular, ya!
3. Menular Melalui Makanan
Menurut menteri kesehatan, Budi Gunadi, virus hepatitis akut misterius yang pertama kali ditemukan menular melalui makanan yang masuk ke mulut. Selain itu, virus hepatitis juga bisa menular melalui cairan tubuh, misalnya air liur.
4. Banyak Gejala
Banyak gejala yang dapat terlihat apabila seseorang 'diduga' terkena penyakit hepatitis misterius ini. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi hepatitis akut adalah nyeri di bagian perut, diare, muntah-muntah, urine gelap, feses pucat, dan kejang. Pada beberapa orang juga mungkin disertai dengan demam tinggi, tetapi sebagian besar penderita tidak mengalami gejala demam. Pada kondisi hepatitis yang sudah berat, dapat timbul gejala lain seperti kuning pada area mata maupun kulit dan penurunan kesadaran.
5. Tindakan Pencegahan